*

*

Ads

Senin, 13 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 126

Dia mengingat-ingat para pendekar wanita yang pernah ditemuinya ketika terjadi pembasmian gerombolan pemberontak pimpinan Lam-hai Giam-lo. Diantara mereka, yang paling mengesankan hanya beberapa orang, yaitu Cia Kui Hong, Kok Hui Lian, Siangkoan Bi Lian, Pek Eng, dan Cia Ling. Dua yang terakhir itu, Pek Eng dan Cia Ling, tak pernah dapat dia lupakan karena mereka menjadi korban perkosaannya.

Kalau yang muncul adalah dua orang diantara mereka, dia tidak merasa heran karena para wanita pendekar itu memang memusuhinya. Akan tetapi jelas Kui Hong tidak termasuk hitungan. Cia Kui Hong yang telah menjadi ketua Cin-ling-pai itu telah berjanji dan dia merasa yakin bahwa gadis perkasa itu tidak akan melanggar janjinya sendiri. Akan tetapi, agaknya juga bukan gadis-gadis pendekar lainnya itu yang kini mencari perwira Tang Gun. Menurut anak buahnya, dua orang gadis itu bernama Ma Hwa dan Ma Yang, dan mereka adalah dua orang gadis peranakan Tibet.

Karena merasa tidak enak dan penasaran, Han Lojin lalu memanggil Sim Ki Liong, pembantu utamanya karena pemuda ini rnerupakan seorang yang berilmu tinggi. Bahkan dalam hal ilmu silat, dia sendiri tidak akan mudah dapat mengalahkan Sim Ki Liong yang telah menguasai ilmu-ilmu silat tinggi dari Pulau Teratai Merah itu.

Ki Liong sudah menjadi seorang pemuda lain sejak menjadi pembantu Han Lojin. Berkat ilmu penyamaran yang hebat dari Han Lojin, pemuda itu mengenakan kedok tipis, setipis kulit mukanya sehingga wajahnya berubah sama sekali. Kini dia tidak khawatir akan dikenal oleh para pendekar.

Demikian pula Tang Cun Sek mengenakan kedok tipis yang merobah bentuk mukanya, seperti juga Ji Sun Bi. Han Lojin tidak ingin para pembantunya itu dikenal orang. Dia mengatakan bahwa penyamaran itu hanya untuk sementara saja. Kalau kedudukan Ho-han-pang sudah kuat benar, maka tidak ada halangannya kelak tiga orang pembantunya itu memperlihatkan wajah yang sebenarnya.

"Kau selidiki dua orang gadis itu," kata Han Lojin setelah menceritakan kepada Ki Liong tentang pelaporan anak buah Ho-han-pang tadi. "Selidiki yang jelas siapa mereka, dan mengapa pula mereka mencari perwira Tang. Kalau mereka itu mencurigakan dan dapat merugikan kita, jangan kau ragu. Tangkap atau bunuh mereka, akan tetapi lakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan kekacauan di kota raja. Mengertikah engkau?"

Ki Liong mengangguk dan tersenyum. "Itu urusan kecil saja, Beng-cu. Apa sih artinya dua orang gadis Tibet? Malam ini juga aku akan mendapatkan keterangan lengkap tentang mereka, dan kalau perlu malam ini juga kutangkap mereka dan kuhadapkan kepada Beng-cu."

"Bagus! Aku percaya akan kesanggupanmu, Ki Liong. Dan kau tahu, kalau bukan urusan penting, aku tidak akan mengutusmu, cukup anak buah saja. Jadi, urusan ini penting sekali karena hatiku merasa tidak enak."

Sim Ki Liong lalu meninggalkan puncak bukit yang kini menjadi perkampungan besar dan pusat perkumpulan Ho-han-pang itu, dan diapun memasuki kota raja dan mulai dengan penyelidikannya. Karena memang Han Lojin memasang banyak sekali penyelidik dan anak buahnya di kota raja, maka bukan pekerjaan sukar bagi Ki Liong untuk mencari tahu dimana adanya dua orang gadis Tibet, dia tidak menemui kesulitan.

Menurut para penyelidik, yaitu anak buah Ho-han-pang yang berada di kota raja, tidak ada dua orang gadis Tibet. Yang ada hanya seorang saja gadis Tibet bersama seorang pemuda yang mengaku sebagai kakaknya. Dan mereka menyewa dua buah kamar di rumah penginapan Hok Likoan.

Tentu saja dia merasa heran sekali. Bukankah menurut keterangan Beng-cu, lima orang anak buah Ho-han-pang itu melaporkan bahwa yang perlu diselidiki itu dua orang gadis Tibet yang cantik-cantik dan mereka bernama Ma Hwa dan Ma Yang? Bagaimana sekarang yang ada hanya seorang saja gadis Tibet bersama kakak laki-lakinya? Dan menurut para penyelidik, gadis Tibet yang berada di rumah penginapan Hok Likoan itu serupa benar dengan seorang diantara dua orang gadis Tibet, yaitu yang muda.

Ciri-cirinya yang menonjol adalah tubuhnya tinggi ramping dengan kulit yang putih kemerahan, pinggulnya besar dan bulat, rambutnya panjang dikepang dua, wajahnya manis, matanya agak sipit, hidungnya mancung besar dan mulutnya kecil. Akan tetapi gadis Tibet pertama, yang kabarnya lebih cantik jelita dibandingkan adiknya, tidak nampak dan sebagai gantinya adalah seorang pemuda kakak gadis Tibet itu yang tampan.

Karena penasaran, maka malam hari itu juga Ki Liong mendatangi rumah penginapan itu. Kebetulan sekali, pada saat itu dua orang kakak beradik yang hendak diselidikinya itu sedang makan malam di rumah makan sebelah rumah penginapan itu.

Begitu dia melihat pemuda yang mengaku kakak dari gadis Tibet, hampir saja Sim Ki Liong terpelanting jatuh saking kagetnya ketika dia mengenal pemuda itu yang bukan lain adalah Hay Hay atau Tang Hay, pemuda yang amat ditakutinya karena dia tahu betapa saktinya pemuda itu. Dia tahu bahwa Hay Hay bukan saja amat tinggi ilmu silatnya, akan tetapi juga memiliki ilmu sihir yang amat kuat. Kini mengertilah dia mengapa lima orang anggauta Ho-han-pang itu melihat dua orang gadis Tibet. Tentu Hay Hay telah menggunakan sihirnya sehingga lima orang itu melihat dia sebagai seorang gadis.

Setelah dia merasa yakin bahwa pemuda itu benar Tang Hay, cepat Sim Ki Liong meninggalkan tempat itu dengan jantung berdebar. Bahkan tadi ketika dia bertemu pandang dengan Hay Hay, dia merasa napasnya sesak, sungguhpun dia tahu bahwa tak seorangpun akan dapat mengenal wajahnya yang sudah berubah sama sekali oleh penyamaran yang dilakukan Han Lojin.

Dan memang Hay Hay sama sekali tidak mengenal Sim Ki Liong dengan wajah barunya itu. Kalau dia tadi memandang tajam adalah karena dia melihat pemuda tampan itu mengerling ke arah Mayang dan dia.






Dengan napas masih memburu, malam itu juga Ki Liong menghadap han Lojin. Tentu saja Han Lojin terkejut bukan main melihat pembantu utamanya itu kelihatan gugup dan seperti orang ketakutan! Juga telah berani minta menghadap pada malam itu juga, tanda bahwa dia datang membawa berita yang teramat penting.

"Hayaaa, celaka, Beng-cu……"

Han Lojin mengerutkan alisnya dan memandang marah.
"Ki Liong, kenapa engkau? Sungguh tak kusangka engkau dapat menjadi seorang penakut macam ini! Hayo katakan, mengapa engkau kelihatan begini ketakutan?"

Wajah Ki Liong menjadi merah dan dia baru menyadari bahwa sikapnya tadi memang memalukan sekali.

"Maaf, Beng-cu. Saya tidak takut, hanya….. eh, kaget sekali karena menemukan orang yang sama sekali tidak saya sangka-sangka. Karena terkejut itulah maka saya menjadi gugup dan ingin cepat-cepat memberi laporan kepada Beng-cu."

Kini sudah kembali harga dirinya. Dia adalah seorang pemuda yang gagah perkasa, berilmu tinggi, bahkan murid dari Pendekar Sadis dan isterinya, majikan Pulau Teratai Merah yang terkenal di seluruh dunia kang-ouw. Tidak sepatutnya dia memperlihatkan sikap ketakutan seperti tadi.

"Katakanlah, Ki Liong, jangan seperti anak kecil. Siapa orang itu?"

Kini ada perasaan was-was di hati Han Lojin karena dia cukup mengenal kegagahan dan kelihaian Ki Liong. Kalau sampai seorang yang memiliki kelihaian seperti Ki Liong sampai begitu ketakutan, maka tentu orang yang ditakutinya itu benar-benar orang luar biasa.

"Dia adalah Hay Hay…….”

Sepasang mata Han Lojin terbelalak dan dia merasa betapa jantungnya berdebar penuh ketegangan.

"Dia…… ? Dia……. yang datang……?"

Sejenak kedua orang berdiam diri, tidak ada yang mengeluarkan suara karena keduanya melamun. Terbayanglah semua peristiwa yang pernah mereka alami, ketika Han Lojin bertanding melawan Hay Hay puteranya sendiri dan terdesak hebat. Juga Ki Liong membayangkan ketika dia bertanding melawan Hay Hay dan hampir saja dia celaka, bahkan akhir-akhir ini pedang pusaka yang dibawanya dari Pulau Teratai Merah, yaitu pedang pusaka Gin-hwa-kiam, juga dirampas oleh pemuda yang memiliki kesaktian hebat itu.

Akan tetapi Han Lojin segera dapat menguasai hatinya yang agak terguncang mendengar bahwa musuhnya nomor satu yang ditakutinya, juga merupakan putera kandungnya, kini telah datang ke kota raja dan sudah jelas niatnya. Tentu untuk mencari dia!

Dia segera teringat akan kedudukannya dan kalau tadinya dia merasa gentar, kini dia dapat menguasai hatinya, bahkan otaknya yang cerdik segera mengatur siasat untuk dapat menundukkanTang Hay. Kalau saja pemuda yang lihai itu, juga putera kandungnya sendiri itu, dapat membantu dia seperti halnya Tang Cun Sek, tentu kedudukannya akan menjadi semakin kuat! Benar! Dia harus dapat membujuk atau kalau perlu memaksa Tang Hay untuk membantu usahanya menjadi Beng-cu di seluruh dunia kang-ouw!

"Ki Liong, cepat kau pergi panggil Sun Bi dan Cun Sek kesini!"

Ki Liong memandang Han Lojin.
"Sekarang?"

"Ya, sekarang juga. Cepat, kutunggu!"

Ki Liong segera pergi ke kamar kedua orang itu dan tak lama kemudian dia bersama Ji Sun Bi dan Tang Cun Sek sudah berada di dalam ruangan duduk dimana Han Lojin masih menanti dengan alis berkerut.

Dua orang itupun terkejut setengah mati mendengar dari Ki Liong bahwa Hay Hay telah tiba di kota raja. Maka, mendengar bahwa Beng-cu memanggil, mereka bergegas datang dan kini empat orang itu sudah duduk mengelilingi meja dan bicara dengan wajah serius.

Biarpun wajahnya membayangkan kecemasan, namun Han Lojin dengan suara tenang menggambarkan siasatnya untuk menghadapi Tang Hay atau Hay Hay. Sampai jauh malam baru mereka mengakhiri perundingan itu dan pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena besok mereka mempunyai tugas yang penting dan berat sebagai pelaksanaan siasat yang telah diatur oleh Han Lojin!

**** 126 ****
Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar