*

*

Ads

Senin, 20 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 147

Ketika Hay Hay membawa si hidung besar ke dalam kebun, anggauta Ho-han-pang yang bercuriga itupun diam-diam membayangi dan mengintai dari jauh, dari balik sebatang pohon.

Dapat dibayangkan betapa kaget hati orang itu ketika melihat kawannya, si hidung besar, roboh terkulai di kebun itu dan sang pangcu kini telah berubah menjadi seorang pemuda! Dia sudah terbebas dari pengaruh sihir, maka kini dia dapat melihat Hay Hay seperti apa adanya.

Baru saja Hay Hay tiba di dekat pintu masuk rumah besar dimana terdapat lorong tempat tahanan bawah tanah, tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan riuh dan gaduh.

"Tangkap penjahat!"

"Tangkap mata-mata!"

Dan belasan orang sudah mengepungnya dengan senjata di tangan! Tahulah Hay hay bahwa dia tadi kurang teliti, menjadi lengah sehingga ada orang yang memergokinya. Hay Hay mengerahkan kekuatan sihirnya, dan mengeluarkan lengking panjang, tubuhnya berputar dan belasan orang yang mengepungnya itu terkejut dan banyak diantara mereka yang roboh!

Akan tetapi, sebelum Hay Hay sempat lolos dari kepungan, lebih banyak anggauta Ho-han-pang datang mengepungnya dan diantara mereka, yang berada di depan adalah Han Lojin sendiri, didampingi oleh seorang wanita yang dikenalnya sebagai Ji Sun Bi!

Han Lojin mengangkat tangan memberi isyarat kepada para anak buahnya untuk menahan senjata mereka. Kemudian dia melangkah maju sambil tersenyum, diikuti Ji Sun Bi yang memandang kepada pemuda itu dengan sinar mata jerih bercampur kagum.

Sejak dahulu Ji Sun Bi amat mengagumi Hay Hay, akan tetapi juga gentar karena beberapa kali ia selalu kalah dan tidak berdaya kalau bertanding melawan pemuda ini. Han Lojin yang juga merasa kagum kepada Hay Hay, kagum dan suka, dan mengharapkan puteranya ini dapat membantunya, tersenyum ramah.

"Ah, kiranya engkau yang datang, Hay Hay!" katanya dengan ramah. "Kedatanganmu memang sudah kunanti-nanti. Kenapa engkau tidak datang biasa saja dari pintu depan, sebagai tamu yang kami hormati? Kami sama sekali tidak ingin menerimamu sebagai seorang lawan, Hay Hay ."

Hay Hay menahan kemarahannya ketika berhadapan dengan orang yang sesungguhnya adalah ayahnya sendiri itu.

"Ang-hong-cu, engkau manusia jahat dan curang! Kalau memang engkau jantan, hadapi aku dan engkau boleh mengeroyokku dengan kaki tanganmu. Akan tetapi mengapa engkau bertindak curang, menawan Mayang? Selain gadis itu tidak bersalah apapun, juga engkau tahu bahwa ia juga anakmu sendiri, hasil dari perbuatanmu yang keji dan penuh dosa! Bebaskan Mayang sekarang juga, dan selanjutnya engkau boleh mengeroyokku dengan antek-antekmu ini!'

Biarpun dihina seperti itu di depan orang banyak, Han Lojin masih tersenyum. Diantara anak-anaknya, dia merasa bangga mempunyai anak seperti Hay Hay, satu-satunya anak yang gagah berani dan bahkan berani menentangnya. Juga memiliki ilmu kepandaian yang tinggi sehingga dia sendiri merasa sukar untuk mengalahkannya, bahkan yang membuatnya merasa jerih!

Han Lojin tertawa dan mengangkat kedua lengan ke atas.
"Heiii, kalian semua lihatlah dan dengarlah baik-baik! Pemuda yang gagah perkasa ini adalah Tang Hay. Dia adalah puteraku, putera kandungku! Kalau dia mau membantu kita, maka dia akan kuangkat menjadi wakilku, dan dialah yang akan memimpin Ho-han-pang!"

"Ang-hong-cu, tidak perlu banyak cakap lagi. Keluarkan Mayang, atau terpaksa aku akan menyerangmu dan memaksamu membebaskan Mayang dan dua orang gadis lain yang kau tawan!"

"Ha-ha-ha, anakku yang baik, anakku yang gagah perkasa. Mayang menjadi tamu, juga menjadi keluarga, karena ia adalah anakku pula. Ia adikmu berlainan ibu. Tentu saja aku tidak akan mengganggu selembar rambut anakku sendiri. Juga Cia Kui Hong dan Siangkoan Bi Lian, mereka menjadi tamuku dan tidak diganggu. Mereka semua akan dapat berkumpul kembali denganmu, asal engkau suka membantuku. Dengar, anakku yang baik. Hidup ini tidaklah lama. Apa artinya hidupmu kalau engkau tidak meraih kedudukan yang mulia?"

“Cukup! Aku tidak sudi berbincang-bincang lagi denganmu! Bebaskan mereka bertiga, dan kita berdua akan menyelesaikan urusan lama diantara kita tanpa menyangkut orang lain!"

Han Lojin mulai mengerutkan alisnya dan sepasang matanya mengeluarkan sinar berapi. Saat itu, Ji Sun Bi berkata,






"Beng-cu, untuk apa banyak bicara dengan bocah sombong ini? Mari kita tangkap dia, dan aku mempunyai cara untuk menundukkannya, memaksanya dan menghilangkan ingatannya. Biar dia menjadi boneka hidup dan kita pergunakan kepandaiannya untuk membantu Ho-han-pang!"

Han Lojin segera memberi isyarat kepada para anggauta Ho-han-pang yang telah mengepung tempat itu.

"Kalian siap, jangan sampai dia dapat lolos dari sini! Hay Hay, engkau lihat! Sedikitnya lima puluh orang anggauta Ho-han-pang mengepungmu. Melawanpun akan sia-sia saja. Engkau akan mati, juga tiga orang gadis itu akan tak tertolong lagi kalau engkau melawan. Menyerahlah dan mereka akan selamat!"

"Ang-hong-cu, engkau adalah iblis berujud manusia. Aku tidak percaya padamu. Kehadiran perempuan ini, iblis betina Ji Sun Bi saja sudah membuktikan bahwa perkumpulanmu ini adalah perkumpulan jahat! Engkau bebaskan tiga orang gadis itu atau aku akan mengamuk dan membunuh kalian semua!"

"Kepung dan tangkap dia!" Han Lojin berseru. "Dimana Cun Sek, Hok Seng, Ki Liong? Panggil mereka, dan para pembantu lain!"

Pada saat itu, terdengar suara tertawa. Suara ini makin lama semakin keras dan sedemikian kuatnya sehingga banyak orang Ho-han-pang terhuyung dan menyeringai karena dada mereka terasa sakit, ada pula yang secara aneh ikut tertawa!

Han Lojm terkejut karena maklum bahwa di dalam suara ketawa itu terkandung khi-kang yang amat kuat, bahkan mengandung kekuatan sihir.

Hay Hay membelalakkan matanya dan tersenyum girang.
"Bagus sekali! Engkau datang tepat pada waktunya, Han Siong!"

Yang muncul memang Pek Han Siong! Dia melakukan penyelidikan dan begitu dia tiba, dia mendengar ribut-ribut dan melihat Hay Hay dikepung banyak orang. Juga dia mengenal Han Lojin dan Ji Sun Bi. Terkejutlah Han Siong yang sama sekali tidak mengira bahwa Ang-hong-cu menjadi pimpinan Ho-han-pang, dan juga Ji Sun Bi menjadi pembantu Si Kumbang Merah.

"Jangan khawatir, Hay Hay. Mari kita basmi tikus-tikus busuk ini!'. kata Han Siong yang sudah melayang turun dari atas wuwungan rumah dimana tadi dia bersembunyi.

Dapat dibayangkan betapa kaget rasa hati Han Lojin ketika melihat munculnya Pek Han Siong, orang ke dua setelah Hay Hay yang paling disegani karena dia tahu bahwa pemuda inipun sukar baginya untuk dapat menandingi. Akan tetapi, dia mengandalkan anak buahnya yang banyak dan pada saat itu, muncul pula Tang Gun dan Tang Cun Sek dari dalam.

"Mana Ki Liong?" tanya Han Lojin kepada Cun Sek.

"Entah dimana dia pergi bersama gadis Tibet itu," kata Cun Sek. "Kami menyingkirkan dua orang tawanan, wanita lainnya.”

Diapun terkejut melihat munculnya Pek Han Siong dan Hay Hay. Tanpa banyak cakap lagi, Tang Gun mencabut pedang Kwan-im-kiam yang dirampasnya dari sumoinya, Siangkoan Bi Lian. Sedangkan Tang Cun Sek juga mencabut Hok-mo-kiam, sepasang pedang milik Cia Kui Hong yang dirampasnya.

Melihat pedang Kwa-im-kiam di tangan Tang Gun, terkejutlah Han Siong.
"Kwan-im-kiam……!” serunya.

Kalau pedang pusaka itu berada di tangan orang yang tak dikenalnya ini, hal itu berarti bahwa Bi Lian berada di situ dan mungkin sudah menjadi tawanan sehingga pedangnya dapat dirampas!

"Siangkoan Bi Lian menjadi tawanan mereka, Han Siong. Juga Cia Kui Hong dan Mayang!" kata Hay Hay yang melihat kekagetan sahabatnya.

Diapun mengenal Hok-mo Siang-kiam, sepasang pedang milik Kui Hong yang kini berada di tangan Tang Cun Sek. Diapun menggerakkan tangannya dan nampak sinar kilat ketika Hong-cu-kiam tercabut dan berada di tangannya. Juga Han Siong sudah mencabut Gin-hwa-kiam sehingga nampak sinar putih berkilauan.

Dua orang pemuda itu kini sudah berdiri saling membelakangi, siap menghadapi pengeroyokan Han Lojin, para pembantunya dan banyak anak buahnya itu. Hay Hay dan Han Siong maklum bahwa mereka menghadapi lawan yang kuat, dan banyak jumlahnya. Akan tetapi mereka mengambil keputusan untuk melawan mati-matian, bukan saja untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan juga untuk dapat menyelamatkan tiga orang gadis yang menjadi tawanan disitu.

"Kepung! Tangkap atau bunuh mereka!"

Kini Han Lojin mengeluarkan perintah bunuh karena untuk menangkap hidup-hidup dua orang pemuda perkasa itu sungguh bukan merupakan pekerjaan mudah, bahkan amat sukar. Dia sendiri sudah mengeluarkan senjata yang luar biasa dan yang selama ini belum pernah dia perlihatkan atau pergunakan. Sebatang rantai baja yang besar dengan dua macam senjata di kedua ujung rantai yang panjangnya dua meter itu.

Ujung pertama merupakan sebatang pisau yang tajam kedua sisinya dan runcing, sedangkan ujung ke dua merupakan kaitan yang kokoh dan runcing. Begitu dia memutar rantai baja itu terdengar suara mendengung seperti kumbang dan angin menyambar-nyambar, tanda bahwa senjata itu digerakkan oleh tenaga yang dahsyat.

Namun, karena banyaknya teman atau anak buahnya yang mengepung dan mengeroyok, senjata seperti itu kurang leluasa digerakkan, ada bahaya mengenai teman sendiri. Maka, diapun hanya ikut mengepung dan belum ikut menyerang. Yang maju menyerang hanyalah Ji Sun Bi dengan sepasang pedangnya, Tang Cun Sek, Tang Gun dan lima orang pembantu lain yang sudah lumayan kepandaiannya, dan puluhan orang mengepung dan mengeroyok, dan terjadilah pertempuran yang hebat dimana Hay Hay dan Han Siong mengamuk bagaikan dua ekor naga sakti.

Han Lojin menoleh ke kanan kiri, mencari-cari dengan pandang matanya. Dia mendongkol sekali karena Sim Ki Liong, pembantu utama yang paling lihai, yang diharapkan akan mampu menandingi lawan, belum juga nampak.

Dimanakah adanya Sim Ki Liong? Telah terjadi sesuatu yang aneh atas diri Sim Ki Liong. Semenjak dia melihat Mayang, gadis peranakan Tibet yang menjadi tawanan, hati Sim Ki Liong tergoncang hebat. Dia jatuh cinta seperti yang belum pernah dialaminya! Bukan sekedar bangkit gairahnya. Sama sekali bukan! Melainkan sungguh-sungguh dia jatuh hati!

Karena itu, ketika mereka semua mengeluarkan Tan Hok Seng atau Tang Gun dari dalam kamar tahanan dimana pemuda ini ikut terbius ketika mereka melumpuhkan Bi Lian, dan diperkenalkan dengan pembantu baru ini, mereka bertiga, yaitu Sim Ki Liong, Tang Cun Sek dan Tang Gun, segera berkenalan. Dari sikap dan percakapan mereka, ketiganya menyatakan cinta kepada tiga orang gadis yang menjadi tawanan. Sim Ki Liong yang mengajukan usul kepada Cun Sek dan Tang Gun agar mereka bertiga menghadap Bengcu agar mereka dapat memiliki gadis masing-masing yang mereka pilih.

"Kalau kita tidak mendahului menghadap Beng-cu dan menyatakan cinta kita kepada mereka, tentu kita akan kehilangan! Aku yakin bahwa Beng-cu tidak akan melepaskan mereka bertiga. Kita hanya akan menggigit jari saja kalau gadis yang kita cinta itu akhirnya akan menjadi milik Beng-cu semua!” demikian dia membujuk.

Cun Sek memang jatuh cinta kepada Kui Hong dan sejak dahulu sudah bangkit berahinya rnelihat Kui Hong. Juga Tang Gun sudah tergila-gila kepada Siangkoan Bi Lian yang menjadi sumoinya, maka mendengar ucapan Sim Ki Liong itu, mereka segera menyetujui. Tentu saja dua orang pemuda itu maklum sepenuhnya bagaimana watak ayah mereka!

Ang-hong-cu pasti tidak akan melepaskan tiga orang gadis cantik itu begitu saja, seperti seekor kumbang merah yang selalu kehausan tidak akan melewatkan tiga tangkai bunga yang demikian segar mengharum.

Demikianlah, ketika mereka bertiga dibentak oleh Han Lojin ketika mereka menyatakan cinta mereka kepada tiga orang gadis tawanan itu, dan mereka diperintahkan untuk memisah-misahkan tiga orang gadis itu, ketiganya tidak berani membantah dan mereka lalu memasuki lorong tempat tahanan dalam tanah.

Akan tetapi, biarpun ketiganya memperlihatkan sikap yang sama-sama gembira walaupun permohonan mereka ditolak, namun isi hati mereka berbeda, jauh berbeda seperti bumi langit. Kalau Tang Gun dan Tang Cun Sek merasa bergembira karena mereka akan mendapatkan kesempatan berdua saja dengan gadis yang mereka cinta, dan mereka sudah mengambil keputusan untuk mendahului ayah mereka, untuk lebih dulu memperkosa gadis yang mereka cinta itu selagi mereka terbius, sebaliknya Sim Ki Liong merasa gembira karena dia mendapat kesempatan untuk menolong Mayang!

Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar