*

*

Ads

Senin, 20 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 146

Han Lojin duduk melamun seorang diri di puncak itu. Puncak bukit itu memang indah. Biarpun hanya sebuah bukit kecil, merupakan gundukan tanah, namun dia telah membuat gundukan tanah itu menjadi sebuah kebun yang indah, dengan tanaman bunga beraneka warna dan pohon-pohon buah.

Tanaman disitu hidup dengan subur karena dia memang memelihara tempat itu baik-baik, memberinya pupuk dan merawat tanaman itu dengan tangannya sendiri. Merawat tanaman merupakan satu diantara kesenangan hidupnya. Dia tidak menaruh bangku di kebun itu, melainkan batu-batu gunung yang halus, rata dan bersih, hitam mengkilap dan dapat menjadi tempat duduk yang nyaman.

Han Lojin duduk melamun, menghirup hawa yang segar dan wajahnya berseri gembira. Memang hatinya gembira karena dia berhasil menawan tiga orang gadis cantik itu. Terutama dia merasa gembira dapat menawan Siangkoan Bi Lian dan Cia Kui Hong, dua orang gadis pendekar yang selain amat lihai ilmunya, juga amat cantik.

Mayang juga memiliki kecantikan yang khas, bahkan sempat membangkitkan berahinya walaupun dia tahu bahwa gadis itu adalah anaknya sendiri! Mereka bagaikan bunga-bunga yang sedang mekar mengharum, dan akan puaslah hatinya kalau dapat menikmati, memetik dan merusak mereka. Semua perempuan harus menderita karena semua perempuan berhati palsu, demikian besar kebenciannya terhadap wanita. Kebencian yang bercampur berkobarnya nafsu berahi, membuat dia selalu ingin menguasai wanita, akan tetapi juga menyengsarakannya.

Han Lojin tidak tahu bahwa pada saat itu, satu-satunya orang yang membuat dia gentar dan takut, yaitu seorang diantara anak-anaknya sendiri, Tang Hay atau Hay Hay, sedang mengintai dan mengamati gerak-geriknya!

Ketika Hay Hay menyusup-nyusup naik ke gundukan tanah yang menjadi kebun dan taman bunga itu, dia melihat seorang laki-laki duduk seorang diri di taman, duduk di atas batu hitam dan dia terkejut bukan main. Dia mengenal benar siapa yang dipandangnya itu. Pria setengah tua yang gagah dan tampan itu, dengan jenggot dan kumis terpelihara rapi. Han Lojin! Alias Ang-hong-cu! Ayah kandungnya yang jahat seperti iblis. Orang yang dicarinya dan akan terus dikejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun.

Dia sudah berjanji di dalam hatinya, juga kepada semua pendekar, untuk memaksa Ang-hong-cu mempertanggung jawabkan semua perbuatannya yang keji. Penjahat itu bukan saja melakukan perbuatan yang hina dan keji, memperkosa dan mempermainkan gadis-gadis tidak berdosa, bahkan gadis-gadis pendekar, akan tetapi juga melemparkan aib dan fitnah kepada dirinya.

Hampir saja dia yang menjadi korban, dituduh menjadi pelaku dari perkosaan itu. Ayahnya harus bertanggung jawab! Dan kini, tanpa disangka-sangka, dia melihat orang yang dicari-carinya itu duduk seorang diri di taman bukit!

Akan tetapi Hay Hay belum mau memperlihatkan diri karena pada saat itu, dia melihat berkelebatnya bayangan orang dan ketika dia melihat siapa tiga orang muda yang berlari cepat memasuki taman bukit itu, hatinya berdebar keras.

Diantara tiga orang muda itu, dia segera mengenal Sim Ki Liong! Pada saat itu, Sim Ki Liong memang menanggalkan topeng tipis penyamarannya, maka Hay Hay segera mengenalnya dan tentu saja hal ini amat mengejutkan hatinya. Dan biarpun pada saat itu Tang Cun Sek masih mengenakan topeng tipisnya, namun begitu melihat Sim Ki Liong, Hay Hay dapat pula mengenal Cun Sek. Bentuk tubuh dan gerakan pemuda itu segera dikenalnya walaupun wajahnya berubah karena topeng tipis yang dipakainya.

Kiranya dua orang tokoh Kim-lian-pang yang telah terbasmi itu, dan yang berhasil melarikan diri, kini berada di Ho-han-pang! Dengan adanya dua orang ini saja Hay Hay dapat mengetahui, macam apa adanya perkumpulan Ho-han-pang itu! Apalagi disitu terdapat pula Ang-hong-cu!

Pemuda yang ketiga tidak dikenalnya, akan tetapi juga nampak gagah dengan gerak-gerik yang gesit. Pemuda ke tiga itu adalah Tang Gun. Mereka bertiga langsung memasuki taman menghadap Han Lojin, dan Hay Hay mengintai sambil menahan napas dengan hati tegang.

Berbahaya juga, pikirnya. Han Lojin saja sudah amat lihai, kalau ditambah pembantu-pembantu seperti Sim Ki Liong dan pemuda tinggi besar yang pandai memainkan ilmu-ilmu silat Cin-ling-pai itu, tentu saja dia tidak boleh memandang rendah.

Han Lojin menyambut tiga orang pembantunya itu dengan alis berkerut tanda bahwa dia tidak senang melihat gangguan itu.

"Hemm, mengapa kalian kesini? Seharusnya kalian melakukan penjagaan yang ketat di bawah sana!" Dia menyambut mereka dengan teguran.

Tang Cun Sek dan Tang Gun kelihatan ragu dan takut. Akan tetapi Sim Ki Liong nampak tenang dan tabah dan agaknya dialah yang bertugas menjadi pelopor.

"Bengcu, maafkan kalau kami mengganggu bengcu disini. Kami bertjga sengaja mencari dan menghadap bengcu untuk mengajukan permohonan pribadi."






Makin mendalam kerut merut diantara alis Han Lojin.
"Hemm, permohonan pribadi? Apa maksudmu? Permohonan apakah itu?"

“Beng-cu, terus terang saja, begitu bertemu dengan nona Mayang, saya telah jatuh cinta seperti yang belum pernah saya rasakan selama hidup saya. Oleh karena itu, saya mohon perkenan Bengcu untuk mengambil nona Mayang sebagai isteri saya!" kata Sim Ki Liong.

Han Lojin mengangkat muka memandang wajah pemuda itu, dan di tempat pengintaiannya Hay Hay juga terkejut. Sim Ki Liong jatuh cinta kepada Mayang? Hemm, melihat sepak terjang pemuda itu di masa lalu, tentu saja di dalam hatinya dia sama sekali tidak setuju kalau adik tirinya itu menjadi isteri Sim Ki Liong yang jahat!

"Dan engkau, Cun Sek?" tiba-tiba Han Lojin bertanya sambil memandang pemuda tinggi besar itu.

Dengan muka merah Cun Sek memberi hormat dan berkata lantang,
"Bengcu, sejak saya menjadi murid Cin-ling-pai, saya telah jatuh cinta kepada Cia Kui Hong. Oleh karena itu, harap Bengcu suka menyerahkan gadis itu kepada saya!"

Sepasang mata Han Lojin mengeluarkan sinar marah, akan tetapi dia masih menahan diri dan kini menoleh kepada puteranya yang ke dua dan bertanya.

"Dan engkau, Tan Hok Seng?"

Dia sengaja memanggil Tang Gun dengan nama ini karena ketika mereka menerima Tang Gun yang dikeluarkan dari dalam kamar tahanan setelah terkena bius, Han Lojin memperkenalkan dia sebagai Tan Hok Seng dan menjadi seorang pembantu barunya.

"Sayapun seperti kedua orang saudara ini, Beng-cu. Siangkoan Bi Lian adalah sumoi saya, dan sejak pertama kali bertemu saya sudah jatuh cinta kepadanya. Oleh karena itu, saya mengharap agar Beng-cu suka menyerahkan Bi Lian kepada saya. Saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk membantu Beng-cu."

Di dalam tempat pengintaiannya, Hay Hay mengerutkan alisnya. Jelaslah kini sekarang. Adiknya, Mayang telah menjadi tawanan di Ho-han-pang. Bukan Mayang saja, bahkan juga Cia Kui Hong dan Siangkoan Bi Lian! Sungguh luar biasa sekali. Tiga orang gadis itu, terutama sekali Kui Hong dan Bi Lian, memiliki ilmu kepandaian yang tinggi. Bagaimana mereka itu dapat tertawan?

Dan kini tiga orang pembantu Ang-hong-cu yang dia tahu juga lihai itu jatuh cinta kepada tiga orang gadis tawanan! Sungguh hal ini amat menarik hatinya, walaupun dia marah sekali kepada mereka yang tidak tahu diri! Akan tetapi Hay Hay menahan kesabarannya dan ingin sekali tahu apa yang akan dikatakan Ang-hong-cu menghadapi permintaan tiga orang pembantunya itu.

Dan kini Han Lojin kelihatan marah! Wajahnya berubah kemerahan dan dia berkata dengan suara penuh teguran.

"Kalian ini sungguh mau enaknya saja, tidak melihat keadaan yang amat berbahaya! Tiga orang tawanan itu merupakan gadis-gadis yang amat lihai. Kalau sampai mereka itu lolos, kiranya kalian bertiga belum tentu akan mampu menandingi mereka! Mereka harus dijaga ketat, karena merupakan tawanan yang amat penting, dan kalian hanya memikirkan untuk bersenang-senang saja! Aku sendiri yang akan menundukkan mereka. Setelah mereka tunduk, barulah mungkin dapat kuhadiahkan kepada kalian. Nah, sekarang pergi kepada mereka. Pergunakan asap pembius dan pisah-pisahkan mereka dalam tiga kamar. Kalau bersatu, mereka akan terlalu kuat dan berbahaya! Pergilah!"

Tiga orang muda itu saling pandang, namun agaknya mereka jerih melihat pimpinan mereka marah. Merekapun pergi meninggalkan Han Lojin yang masih duduk dengan wajah yang kini menjadi murung.

Biarpun hatinya sudah panas sekali melihat Ang-hong-cu dan tangannya sudah gatal-gatal untuk menerjang ayah kandung itu, namun Hay Hay menahan diri. Setelah kini dia tahu bahwa Mayang, Cia Kui Hong, dan Siangkoan Bi Lian menjadi tawanan disitu, dia tidak boleh tergesa-gesa menyerang dan menangkap Ang-hong-cu. Hal itu akan membahayakan keadaan tiga orang gadis tawanan itu. Dia harus berusaha untuk menolong mereka lebih dulu, membebaskan mereka. Baru dia akan menghadapi Ang-hong-cu dan kaki tangannya.

Dia tahu benar; betapa bahayanya kalau tiga orang gadis berada dalam cengkeraman Ang-hong-cu. Bahaya yang lebih mengerikan dari pada maut bagi mereka. Walaupun Mayang puteri kandung Ang-hong-cu sendiri, namun hal itu tidak merupakan jaminan akan keselamatan Mayang. Dia harus cepat dapat membebaskan mereka.

Karena itulah, ketika tiga orang itu meninggalkan taman, diam-diam Hay Hay membayangi mereka dan diapun meninggalkan Ang-hong-cu. Akan tetapi, ketika tiga orang pemuda itu memasuki bangunan besar di tengah perkampungan markas Ho-han-pang, mulailah Hay Hay menghadapi kesulitan.

Tak mungkin lagi dia dapat membayangi mereka karena kini dia berada di sarang mereka, di tempat yang ramai dimana terdapat banyak anggauta Ho-han-pang. Tiga orang pemuda itu menghilang ke dalam sebuah bangunan. Ketika Hay Hay mengikuti dan memasuki sebuah ruangan, dia bertemu dengan lima orang anggauta Ho-han-pang!

Karena perjumpaan itu tiba-tiba, Hay Hay yang ingin mengikuti tiga orang pemuda tadi tidak sempat menyingkir lagi. Lima orang itupun memandang heran.

"Heiii, siapa....?"

Akan tetapi Hay Hay cepat mengerahkan kekuatan sihirnya dan berkata dengan sikap berwibawa,

"Aku Beng-cu kalian! Apa kalian tidak cepat memberi hormat?"

Dalam pandangan lima orang yang terkena daya sihir itu, seketika Hay Hay telah berubah menjadi Han Lojin dan mereka terkejut, cepat mereka memberi hormat.

"Kiranya Pangcu.....!" kata orang yang tadi hendak menegur.

"Kalian tidak menjaga tawanan dengan baik malah mengobrol disini?" bentak Hay Hay.

"Pangcu, sekarang giliran jaga bukan kami. Tempat tawanan terjaga dengan kuat, bahkan baru saja tiga orang pembantu utama pangcu pergi ke tempat tahanan itu." ,

"Hemm, engkau. Ikut denganku, ada tugas untukmu. Mari!" kata Hay Hay kepada anggauta Ho-han-pang yang hidungnya besar dan yang tadi mewakili teman-temannya bicara. Dia lalu melangkah keluar, diikuti si hidung besar.

Hay Hay sengaja mengajak si hidung besar ke balik sebuah rumah yang nampak sunyi. Dari sini, dia lalu mengajaknya terus ke sudut perkampungan yang merupakan sebuah kebun kosong. Orang itu merasa heran melihat sikap pang-cu (ketua) itu, akan tetapi tidak berani membantah.

Setelah tiba di kebun yang sunyi, tiba-tiba Hay Hay menangkap lengan orang itu.
"Hayo katakan, dimana tiga orang gadis itu ditahan?"

Si hidung besar terkejut, semakin kaget lagi ketika dia memandang, sang ketua itu telah berubah menjadi seorang pemuda tampan.

“Eh, siapa engkau…..?”

Akan tetapi hanya sampai sekian dia bertanya karena dia telah terkulai pula di bawah pengaruh sihir .

"Cepat gambarkan keadaan tempat tahanan itu kepadaku!" kata Hay Hay dengan suara memerintah dan orang itu lalu menceritakan dengan jelas.

Kiranya tempat tahanan itu dapat dicapai melalui rumah besar yang tadi dimasuki tiga orang pembantu Han Lojin, melalui lorong bawah tanah dan tempat tahanan itu berada di bawah gundukan tanah seperti bukit kecil yang dijadikan kebun atau taman bunga.

Setelah mendapatkan keterangan jelas, Hay Hay lalu berkata dengan suara berwibawa,
"Engkau tidur pulas disini dan setelah terbangun, engkau melupakan semua yang kau alami disini!"

Dia mengerahkan tenaganya dan si hidung besar itu terkulai dan tertidur di atas tanah. Hay Hay lalu meloncat pergi. Akan tetapi, dia sama sekali tidak mengira bahwa diantara para penjaga tadi, ada yang menaruh curiga. Bukan curiga terhadap sang pangcu, melainkan kecurigaan yang mengandung iri. Si hidung besar diajak pergi oleh pangcu, tentu akan menerima hadiah dan tugas rahasia. Dia merasa iri dan diam-diam diapun mengikuti dari jauh.

Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar