*

*

Ads

Sabtu, 11 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 119

"Kami sedang mencari dua orang tokoh kang-ouw. Mereka adalah dua orang muda yang berkepandaian tinggi dan berbahaya sekali, bahkan seorang diantara mereka pernah membantu pemberontakan di masa lalu. Seorang kebetulan mempunyai nama keturunan yang sama denganmu, ciangkun. Namanya Tang Cun Sek dan orang ke dua bernama Sim Ki Liong. Nah, kami ingin agar engkau suka membantu kami mencari dimana adanya dua orang itu. Mereka itu baru-baru ini memimpin perkumpulan Kim-lian-pang di Kim-lian-san, akan tetapi karena bermusuhan dengan perkumpulan-perkumpulan lain, mereka dikeroyok dan perkumpulan mereka hancur, mereka lalu melarikan diri. Nah, kuharap engkau akan dapat menemukan mereka untuk kami, ciangkun."

Kalau saja Tang Bun An bukan seorang manusia gemblengan, tentu ucapan itu sudah membuat dia terlonjak dari tempat duduknya. Dua orang muda yang dicari oleh Cang Taijin adalah dua orang pembantunya yang baru saja diterimanya, bahkan seorang diantara mereka adalah putera kandungnya sendiri!

Otaknya yang cerdik bekerja cepat. Dia tahu bahwa menteri yang seorang ini cerdik bukan main. Jangan-jangan Cang Taijin sudah “mencium" bahwa dia telah menerima dua orang muda itu sebagai pembantunya!

"Taijin memiliki banyak sekali pembantu, apakah para penyelidik taijin tidak dapat mengetahui dimana mereka kini berada? Dimanakah mereka berdua itu untuk terakhir kalinya diketahui oleh para pembantu taijin?"

“Para penyelidikku kehilangan jejak mereka setelah terjadi pertempuran antara perkumpulan itu. Karena engkau tentu banyak pengalaman di dunia kang-ouw, maka kurasa engkau akan lebih mudah untuk dapat menemukan tempat mereka bersembunyi."

"Sayang sekali bahwa akhir-akhir ini saya telah terputus sama sekali dari dunia persilatan, taijin. Kalau saya masih bergerak di dunia persilatan, tentu akan mudah saja mencari dua orang tokoh kang-ouw itu. Dan kalau paduka menyetujui, saya akan berhenti dari pekerjaan saya sebagai perwira pasukan pengawal, karena saya kira dengan cara lain saya akan dapat mengabdi untuk Sribaginda Kaisar dan negara."

Cang Taijin membelalakan matanya. Dia benar amat terkejut mendengar ini. Sama sekali tidak pernah disangkanya bahwa perwira yang banyak jasanya ini tiba-tiba saja hendak mengundurkan diri.

"Eh? Apa maksudmu, Tang-ciangkun? Bagaimana engkau dapat mengabdi kepada negara kalau engkau mengundurkan diri dari kedudukanmu yang sekarang?"

"Taijin, saya tahu bahwa negara kini sedang mengusahakan ketentraman diantara rakyat. Banyak ancaman bermunculan dari orang-orang kulit putih. Bahkan baru saja orang kulit putih rnengirim pembunuh bayaran yang mencoba untuk membunuh Sribaginda Kaisar. Saya kira, selain rakyat jelata, juga amat penting untuk mempersatukan dunia kang-ouw. Mereka adalah orang-orang yang berkepandaian silat tinggi dan merupakan suatu kekuatan yang hebat. Kalau saja dunia kang-ouw dapat dipersatukan, lalu kesatuan itu dapat dlmanfaatkan untuk membantu pemerintah, bukankah hal itu baik sekali dan kita mempunyai ketahanan yang amat kuat? Bagaimana pendapat paduka, Taijin?"

Menteri itu mengangguk-angguk. Dia dapat melihat kebenaran yang dikemukakan perwira itu. Dia tahu bahwa di luar istana memang terdapat kekuatan yang dahsyat, yaitu dunia persilatan, para tokoh kang-ouw dan para pendekar persilatan. Jangankan para tokoh kang-ouw yang terdiri dari mereka yang menjadi penghuni dunia hitam dan bergelimang kejahatan, dan mereka yang tidak perduli akan semua itu, hidup bebas menurut kehendak sendiri tanpa mengindahkan hukum walaupun golongan ke dua ini bukan pula orang-orang jahat, bahkan para pendekarpun kadang tidak dapat bersatu dan bahkan saling bermusuhan.

Ada pula golongan pendekar yang bahkan acuh dan tidak perduli terhadap pemerintah, tidak suka membantu, walaupun ada pula segolongan pendekar yang suka membantu pemerintah, misalnya dalam menumpas gerombolan pemberontak. Inipun mereka lakukan kalau gerombolan pemberontak itu termasuk orang-orang jahat. Maka, alangkah akan kuatnya keadaan negara kalau dunia persilatan, baik golongan kang-ouw maupun para pendekar, dapat dipersatukan dan semua kesatuan itu membantu pemerintah!

"Hemmm, aku dapat melihat kebenaran dalam ucapanmu. Lalu, apa kehendakmu dan apa yang akan kau lakukan setelah engkau mengundurkan diri?"

“Saya ingin berjuang memperkuat negara melalui dunia kang-ouw, Taijin. Saya ingin mencoba untuk menghimpun seluruh kekuatan di dunia persilatan, mempersatukan perkumpulan-perkumpulan, partai-partai dan semua aliran persilatan, mengurangi atau membatasi tindakan-tindakan kekerasan dan kejahatan, kemudian mengarahkan semua kekuatan itu untuk menjaga keamanan negara dalam menghadapi ancaman orang-orang asing kulit putih. Juga dengan kekuatan itu, saya dapat mempersatukah semua bajak sungai dan laut, untuk membersihkan lautan dari bajak-bajak asing."






Menteri Cang mengerutkan alisnya dan meraba-raba dagunya yang ditumbuhi jenggot tipis halus.

"Hemmm, lalu apa kaitannya dengan aku sebagai menteri? Mengapa engkau menceritakannya kepadaku?"

"Taijin adalah seorang menteri yang bijaksana dan terkenal, dan dapat saya anggap sebagai wakil kaisar, wakil pemerintah. Kalau sebelumnya saya sudah memberitahukan rencana saya, mendapatkan restu dari paduka, tentu kelak tidak akan timbul salah duga dari pihak pemerintah kalau saya mulai bertindak mempersatukan semua kekuatan di dunia kang-ouw. Kalau tidak saya beritahu lebih dulu, mungkin saja timbul salah paham dan disangka bahwa saya menghimpun kekuatan untuk melakukan pemberontakan.”

Kembali Cang Ku Ceng mengangguk-angguk walaupun alisnya berkerut.
"Niatmu memang baik sekali, Tang-ciangkun. Akan tetapi tentu saja kami tidak dapat memberi restu secara resmi tentang bagaimana sikap pemerintah kelak terhadap usahamu itu, tentu saja tergantung dari sikap dan sepak terjangmu sendiri. Kalau memang membantu pemerintah dan tidak membahayakan pemerintah, tentu pemerintah juga tidak akan merasa keberatan."

"Terima kasih, taijin. Kalau begitu, saya akan mengajukan permohonan kepada atasan untuk mengundurkan diri. Mohon bantuan paduka untuk menjelaskan kepada panglima dan juga kepada yang mulia Sribaginda Kaisar mengapa saya mengundurkan diri, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan salah sangka."

Cang Ku Ceng hanya mengangguk-angguk, dan di dalam hatinya dia masih meragukan kemurnian niat hati orang di depannya yang dianggapnya penuh rahasia itu. Setelah perwira itu mengundurkan diri dia ingin menyelidiki kebenaran laporan Tang-ciangkun, maka diapun mohon menghadap permaisuri di istana. Dan dari mulut permaisuri sendiri dia mendengar bahwa semua yang diceritakan oleh Tang-ciangkun tentang thai-kam yang mengacau di istana itu memang benar!

Tentu saja Cang Ku Ceng tidak tahu bahwa semua ini sudah diatur oleh Tang Bun An. Dengan "senjata" perhiasan yang diambilnya dari permaisuri, Tang Bun An dapat memaksa permaisuri itu untuk membuat pengakuan seperti itu, untuk melindunginya. Dengan ancaman bahwa kalau permaisuri tidak membantunya, dia akan membuat pengakuan bahwa sang permaisuri juga menjadi kekasih gelapnya, dengan bukti perhiasan yang akan dikatakannya sebagai hadiah dan uang jasa dari permaisuri, maka wanita bangsawan itu tidak mempunyai pilihan lain kecuali memenuhi permintaannya. Bagaimanapun juga, sang permaisuri sudah merasa lega dan puas ketika Tang Bun An berjanji bahwa istana putri tidak akan mengalami gangguan lagi.

Demikianlah, dengan lancarnya permohonan berhenti Tang-ciangkun diijinkan dan diapun berhenti sebagai perwira. Dan apa yang dilakukan selanjutnya sehubungan dengan berhentinya sebagai perwira itu sungguh mengejutkan semua orang. Demikian banyak dia mengumpulkan selir, muda-muda dan cantik-cantik pula, tidak kalah dibandingkan sekumpulan selir para pangeran atau raja muda. Dan begitu dia berhenti, dia bubarkan semua selirnya itu!

Dia menyuruh mereka pulang ke orang tuanya masing-masing dengan membekali pesangon yang cukup banyak, tidak memperdulikan hujan air mata para wanita yang benar-benar jatuh cinta kepada suami mereka itu! Bahkan melihat para wanita itu menangisi nasib mereka, terdapat perasaan puas di hati Tang Bun An, sepuas kalau dia meninggalkan seorang gadis yang baru saja diperkosanya, atau meninggalkan seorang wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya lalu ditinggal pergi begitu saja kalau wanita itu mengandung atau kalau dia sudah bosan kepadanya. Kesadisan dan kekejamannya terhadap wanita yang timbul karena sakit hatinya itu ternyata masih tinggal di dalam dadanya dan tidak pernah lenyap!

Setelah menjual semua miliknya, menjadikannya sekantung uang emas, Tang Bun An merasa bebas seperti burung di udara dan diapun segera membangun pondoknya di puncak bukit diantara hutan lebat itu, dibangunnya menjadi sarang perkumpulannya yang baru.

Perkumpulan ini dia beri nama Ho-han-pang (Perkumpulan Orang Gagah)! Sungguh sebuah nama yang muluk bukan main, dan seolah mencerminkan iktikad baiknya, yaitu dia hendak menghimpun orang-orang gagah, bukan penjahat-penjahat! Tentu saja ini disesuaikan dengan siasatnya, seperti yang dibicarakannya dengan Menteri Cang. Dia bukan orang bodoh, dia bukan pemberontak. Tidak, dia memang ingin menjadi Beng-cu, ingin menjadi raja tanpa mahkota, merajai dunia kang-ouw, akan tetapi dia hendak merangkul para pejabat tinggi, hendak merangkul pemerintah demi keuntungan perkumpulannya.

Dia merasa beruntung mendengar bahwa Cang Taijin mencari Sim Ki Liong dan Tang Cun Sek, dua orang pembantu-pembantu utamanya. Maka, sebagai seorang ahli dalam ilmu penyamaran, dia lalu membuatkan topeng tipis, setipis kulit kepada dua orang pemuda itu sehingga kini Sim Ki Liong dan Tang Cun Sek telah berubah bentuk wajah mereka. Masih nampak muda dan tampan, akan tetapi sungguh sudah berbeda jauh karena topeng tipis itu mengubah bentuk mata, hidung dan mulut mereka!

Setelah dia mengajak mereka bercakap-cakap, diapun dapat menduga bahwa yang mencari dua orang muda itu tentulah Cia Kui Hong yang pernah menjadi utusan menteri itu. Dan menurut dua orang pemuda itu, memang beralasan sekali kalau gadis yang kini menjadi ketua Cin-ling-pai itu mencari mereka. Sim Ki Liong dicari karena minggat dari Pulau Teratai Merah sambil membawa lari pusaka Gin-hwa-kiam, sedangkan Tang Cun Sek melarikan pusaka Hong-cu-kiam dari Cin-ling-pai. Walaupun kedua pedang pusaka itu kini telah djrampas oleh Hay Hay, tentu ketua Cin-ling-pai itu belum mengetahuinya dan masih terus mencari mereka.

Berkat nama besar Tok-sim Mo-li dan hubungannya yang luas, maka sebentar saja nama Ho-han-pang dikenal oleh dunia kang-ouw oleh para tokoh kang-ouw dan baru melihat hadirnya Tok-sim Mo-li Ji Sun Bi sebagai seorang pembantu Beng-cu saja di perkumpulan itu, sudah banyak perkumpulan kang-ouw lainnya yang menyatakan takluk dan mengakui Ho-han-pang sebagai pimpinan.

Dan sebagai Beng-cu, Tang Bun An kini kembali menyamar sebagai Han Lojin, berkumis dan berjenggot! Sebentar saja, terkenallah nama Ho-han-pang dengan beng-cu-nya, yaitu Han Lojin. Padahal, Han Lojin sendiri jarang sekali turun tangan sendiri. Cukup dengan tiga orang pembantunya itu saja, dan semua urusan bereslah! Kalau ada ketua perkumpulan yang membangkang dan tidak mau mengakui Ho-han-pang, maka seorang diantara para pembantu itu turun tangan dan ketua itu pasti dapat ditundukkan dengan amat mudahnya.

Apalagi melihat betapa Ho-han-pang, tidak seperti perkumpulan kang-ouw lainnya, memiliki hubungan yang baik dengan para pejabat, maka hal ini membuat para tokoh kang-ouw semakin percaya. Dalam waktu beberapa bulan saja, Ho-han-pang telah tumbuh menjadi sebuah perkumpulan besar, berpusat di Bukit Bangau, dimana sebuah bangunan besar berdiri di bawah lindungan hutan yang lebat.

Dan untuk memberi kesan baik, Han Lojin dan tiga orang pembantunya yang mengumpulkan anak buah yang terdiri dari orang-orang yang memiliki ilmu silat yang lumayan, segera memberi tugas kepada anak buah itu untuk melakukan "pembersihan" terhadap penjahat-penjahat yang suka mengacau kehidupan rakyat di kota raja dan daerah sekitarnya. Mulai terkenallah nama Ho-han-pang sebagai sebuah perkumpulan yang baik, yang menentang kejahatan, membantu pemerintah dan melindungi rakyat. Perkumpulan itu segera dikenal sebagai perkumpulan para ho-han (pahlawan)!

**** 119 ****
Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar