*

*

Ads

Sabtu, 11 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 116

"Benar sekali……. bengcu. Apakah tahu dimana dia?” tanya Sim Ki Liong penuh gairah.

Han Lojin tersenyum.
“Tenanglah, orang muda. Setelah kita bekerja sama dan mempunyai pengaruh yang luas, apa sukarnya mencari seorang Siangkoan Ci Kang? Sabarlah, musuh besarmu itu pasti akan dapat kutemukan dan dapat kau bunuh dengan bantuan kami. Senang hatiku bisa mendapatkan bantuan seorang murid Pendekar Sadis! Engkau sama pentingnya dengan Cun Sek. Dan bagaimana dengan engkau, Tok-sim Mo-li? Aku sudah tahu akan kelihaianmu, akan tetapi aku belum tahu latar belakangmu. Engkau datang dari perguruan mana dan siapa pula gurumu?”

“Mendiang guruku adalah Min-san Mo-ko, dan selain dari dia, akupun mempelajari banyak macam ilmu silat. Walaupun belum tentu dapat menandingi Sim Ki Liong atau Tang Cun Sek, akan tetapi sepasang pedangku juga jarang menemui tanding, dan selain itu, aku mempunyai kenalan dan hubungan dengan hampir seluruh tokoh kang-ouw.”

"Murid Min-san Mo-ko? Bukankah Min-san Mo-ko itu murid mendiang See Kwi Ong? Bagus, engkau juga dapat menjadi pembantuku yang boleh diandalkan. Senang sekali aku menerima kalian bertiga menjadi pembantu-pembantu utamaku!"

Han Lojin tertawa senang sekali. Tentu saja hatinya senang, karena tiga orang muda yang tadinya dicurigai sebagai musuh, kiranya bahkan menjadi para pembantunya yang tangguh, apalagi seorang di antaranya adalah putera kandungnya sendiri!

"Bengcu, kuulangi pertanyaanku tadi. Dimana adanya ciangkun tadi? Kamipun ingin mengenalnya dan mengetahui kedudukannya di istana.. Bukankah dia seorang perwira tinggi pasukan pengawal? Kedudukan itu penting sekali dan kami ingin berkenalan dengan dia." kata Sim Ki Liong.

"Ha-ha-ha, kalian ingin bertemu dengan dia? Baiklah, kupanggil dia ke sini!"

Han Lojin bangkit berdiri dan dengan cepat sekali kedua tangannya bergerak ke arah mukanya sendiri. Ketika kedua tangannya turun kembali, maka lenyaplah wajah Han Lojin yang terhias kumis dan jenggot tadi. Wajah itu berobah menjadi wajah yang gagah dan tampan, licin bersih tanpa kumis dan jenggot. Wajah Perwira Tang Bun An!

Dan kembali kedua tangan itu bergerak ke arah tubuhnya. Terbukalah pakaian sutera itu dan kini yang membungkus tubuh itu adalah pakaian seragam perwira yang mentereng! Pantas saja tubuh itu tadi nampak besar dan lebih gemuk, kiranya berpakaian rangkap! Melihat betapa tiga orang muda itu menjadi bengong, Tang Bun An tertawa bergelak.

"Kiranya Ang-hong-cu adalah Han Lojin dan juga Perwira Tang Bun An!" seru Sim Ki Liong penuh kagum.

"Ayah….. eh, bengcu, engkau sungguh hebat bukan main!"

Cun Sek, bangga akan ayah kandungnya yang bukan saja amat lihai, akan tetapi juga ternyata seorang perwira tinggi pasukan pengawal dan seorang yang amat pandai menyamar sehingga dia sendiri dapat dikelabui!

“Bukan main! Kiranya wajah Han Lojin hanyalah wajah penyamaran. Hebat, mataku seperti menjadi buta, sama sekali tidak tahu akan penyamaran itu. Aku tidak akan kaget kalau wajah Perwira Tang Bun An yang sekarangpun hanya merupakan kedok penyamaran yang lain!” kata Ji Sun Bi penuh kagum. “Sekarang aku mengerti mengapa Ang-hong-cu tak pernah dapat dikenal wajahnya. Kiranya seorang ahli menyamar yang mempunyai seribu muka!”

Senang dan bangga hati Tang Bun An mendengar semua pujian yang dia tahu bukan sekedar pujian menjilat belaka. Tiga orang muda itu adalah orang-orang muda yang memiliki ilmu silat tinggi, dan kalau mereka memuji, maka pujian itu keluar dari hati yang kagum. Dia tertawa lagi, sekarang suara ketawanya keras bergelak, seperti suara ketawa yang biasa dilakukan Tang-ciangkun, suara ketawanya yang wajar dan tidak dibuat-buat karena sebagai Perwira Tang, dia tidak lagi menyamar melainkan memperlihatkan kepribadiannya yang asli.






“Ha-ha-ha, sukurlah kalian dapat menghargai ilmu penyamaranku ini. Ilmu ini kadang-kadang amat berguna. Ketahuilah, setelah aku menjadi setua sekarang, aku tidak ingin lagi bertualang seperti dahulu. Aku ingin kembali menjadi diriku sendiri, dan karena itu aku mulai memikirkan kedudukan yang tinggi dan kekuasaan yang besar. Cita-cita itu kurintis dengan menjadi seorang perwira pasukan pengawal dan berjasa kepada kaisar sehingga aku dipercaya. Baru sekarang inilah, aku, Ang-hong-cu Tang Bun An, memperlihatkan wajahku yang asli dan memperkenalkan diriku kepada kalian. Akan tetapi, kedudukan sebagai perwira ini hanya sementara saja. Aku merasa jemu, dan juga kedudukan ini tidak memberi kekuasaan sepertj yang kuharapkan. Dan gara-gara seorang gadis, kedudukanku yang sekarang inipun goyah dan keadaanku bahkan dalam bahaya. Kedudukan ini sewaktu-waktu dapat kutinggalkan. Karena itulah, maka aku ingin menyusun kekuatan, dan dengan bantuan kalian, kita akan membangun suatu kekuatan di dunia kang-ouw, menundukkan semua kekuatan lain."

"Memberontak…..?" tanya Sim Ki Liong sambil mengerutkan alisnya.

Pemuda ini tidak setuju kalau dibawa ke pemberontakan karena dia pernah melihat kegagalan para pemberontak.

Ang-hong-cu menggeleng kepalanya.
"Aku bukan orang bodoh macam Lam-hai Giam-lo dan tokoh kang-ouw yang pernah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Tidak, aku bukan seorang pemberontak, bahkan aku membenci para pemberontak! Aku ingin menjadi raja di antara para tokoh kang-ouw! Aku tidak ingin menyaingi kaisar. Bodoh sekali kalau melawan kerajaan yang memiliki ratusan ribu perajurit! Aku ingin menundukkan semua perkumpulan persilatan, ingin menundukkan semua tokoh kang-ouw sehingga aku menjadi Beng-cu yang menguasai dunia kang-ouw. Dan terhadap para pejabat tinggi, aku ingin bersahabat dengan mereka. Bagaimana pendapat kalian?"

"Bagus sekali. Aku setuju, Beng-cu! Dan aku…… siap melaksanakan apa-saja yang kau perintahkan kepadaku!" kata Ji Sun Bi sambil memainkan matanya, memandang genit disertai senyum memikat kepada perwira tinggi itu.

Melihat ini, Tang Bun An tersenyum, menyembunyikan kemuakan hatinya. Dia pembenci wanita, apalagi yang genit. Kalau dia memperkosa banyak wanita, hal itu dilakukan bukan hanya untuk melampiaskan nafsu berahinya, akan tetapi juga untuk membalas dendam kepada para wanita!

"Awas engkau, Tok-sim Mo-Ii. Aku bukan laki-Iaki biasa yang mudah saja kau rayu! Kalau engkau hendak taat kepadaku, haruslah merupakan ketaatan seorang pembantu terhadap pemimpinnya. Karena aku tidak akan tunduk oleh rayuan dan kecantikan wanita. Kalau engkau banyak tingkah dan tidak setia, nyawamu tidak akan tertolong lagi!"

Ji Sun Bi mati kutu. Ia menundukkan mukanya.
"Akan kuperhatikan dan kutaati pesanmu, Beng-cu."

"Bagus! Nah mulai sekarang, kalian bertiga tinggallah disini dulu. Ki Liong dan Cun Sek bersiap-siap disini, menanti perintahku selanjutnya. Dan engkau, Ji Sun Bi, lakukanlah tugas pertamamu, yaitu, kau hubungi tokoh-tokoh kang-ouw di sekitar kota raja ini, beritahukan kepada mereka bahwa Ang-hong-cu minta agar mereka suka menghadiri undangannya untuk berkumpul di bukit ini pada malam terang bulan, bulan depan, kurang satu setengah bulan lagi. Katakan bahwa kalau undangan atau katakanlah perintahku tidak ditaati, mereka yang membangkang akan dihajar! Bahkan engkau kuberi kekuasaan untuk menghajar mereka yang sudah lebih dulu menolak undanganku itu. Mengerti?" .

"Baik, bengcu, akan kulaksanakan perintahmu," kata Ji Sun Bi.

Ang-hong-cu mengeluarkan sebuah kantung kecil dan melemparkannya kepada wanita itu yang cepat menyambarnya.

"Nih untuk keperluan perjalanan. Kalau membutuhkan lagi, sampaikan saja pesanmu lewat para penjaga di pondok ini."

Demikianlah, mulai hari itu, tiga orang muda ini sudap menjadi pembantu utama dari Ang-hong-cu. Semua pihak merasa senang. Ang-hong-cu Tang Bun An tentu saja gembira bukan main mendapatkan tiga orang pembantu yang boleh diandalkan, sedangkan tiga orang muda itupun merasa gembira karena mereka yakin bahwa dengan pimpinan Ang-hong-cu, mereka akan dapat menguasai dunia kang-ouw dan mendapatkan kedudukan yang terhormat dan mulia. Bahkan mereka mengharapkan, dengan bantuan Ang-hong-cu, akan dapat membalas dendam terhadap para pendekar yang pernah merugikan mereka.

**** 116 ****
Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar