*

*

Ads

Rabu, 08 Agustus 2018

Ang Hong Cu Jilid 110

Ucapan ini membuat Tang Bun An mulai berpikir. Gadis ini bukan hanya membual atau menggertak saja. Ucapannya ada isinya! Kalau benar gadis ini utusan Menteri Cang, tentu menteri keparat itu akan mencurigainya. Akan tetapi dia masih tertawa mengejek.

"Kau kira aku takut? Siapapun mereka, aku tidak takut. Huh, siapa yang kau maksudkan dengan mereka itu?"

Ang-hong-cu Tang Bun An menggosok-gosok tubuhnya dengan sebuah handuk kecil yang sudah dibenamkan ke dalam air. Handuk itupun diberi bubuk cendana, seolah dia hendak memasukkan sari keharuman cendana ke dalam tubuhnya dan memang dia telah berhasil karena tubuh dan keringatnya berbau cendana! Kebiasaan ini sudah puluhan tahun dia lakukan.

"Siapa lagi kalau bukan anak buahku? Mereka adalah seluruh anggauta dan pimpinan Cin-ling-pai."

"Ha.-ha, engkau menggertak saja! Apa hubunganmu dengan Cin-ling-pai? Jangan menggunakan nama besar perkumpulan silat itu untuk menakut-nakuti aku, nona."

"Siapa menggertak? Memang matamu buta dan telingamu tuli? Aku adalah Cia Kui Hong ketua Cin-ling-pai!"

Terpaksa Kui Hong membuang muka lagi karena pria itu bangkit berdiri saking kagetnya mendengar pengakuannya itu sehingga tubuhnya yang telanjang nampak dari pusar ke atas. Ang-hong-cu Tang Bun An memang kaget bukan main mendengar pengakuan itu. Akan tetapi dia lalu tertawa bergelak, mentertawakan gadis itu.

"Ha-ha-ha, nona manis. Seorang dara remaja seperti engkau ini ketua Cin-ling-pai? Jangan mencoba untuk membohongiku, nona. Aku mendengar bahwa Cin-ling-pai adalah sebuah perkumpulan besar orang-orang gagah bagaimana mungkin ketuanya seorang gadis remaja yang cantik jelita?"

Biarpun mulutnya berkata demikian, namun hatinya mulai menaruh perhatian dan diapun mengeringkan tubuhnya dengan handuk besar, kemudian dalam keadaan telanjang bulat dia keluar dari tong itu, setelah mengeringkan tubuh lalu dia mengenakan kembali pakaiannya. Hal ini saja menunjukkan bahwa dia mulai memperhatikan gadis itu dan tidak segera rnelakukan hal yang tadi diancamkannya.

"Engkau ini seorang jai-hwaa-cat (penjahat pemetik bunga) mana tahu tentang perkumpulan kami? Ayahku, pendekar Cia Hui Song, mengundurkan diri sebagai ketua Cin-ling-pai, dan di dalam pemilihan ketua baru, akulah yang dipilih. Aku ketua Cin-ling-pai, oleh karena itu, dapat kau bayangkan sendiri, bagaimana sikap mereka kalau mendengar ketuanya dihina dan dibunuh oleh Ang-hong-cu! Kau kira akan mampu meloloskan diri dari jangkauan tangan-tangan tokoh Cin-ling-pai? Biar bersembunyi di dalam nerakapun, mereka akhirnya akan dapat mencengkerammu!"

"Ha-ha, engkau hanya menggertakku! Aku tidak takut, aku akan mengusahakan agar mereka tidak menemukan mayatmu! Ya, aku akan menikmati kecantikanmu sepuasku, setelah itu kau akan kubunuh dan mayatmu akan kukubur di tempat rahasia. Tak seorangpun melihatmu masuk rumah ini, dan tak seorangpun akan tahu apa yang telah kulakukan terhadap dirimu!"

Agar pengaruh gertakan itu tidak membuatnya lemas, Kui Hong menjawab secepatnya.
"Huh, engkau yang tolol! Aku boleh saja kau bunuh, akan tetapi Menteri Cang Ku Ceng akan menggerahkan seluruh pasukan untuk mencariku, dan kemanapun engkau menyembunyikan diriku, mereka pasti akan menemukan. Dan Menteri Cang tentu akan melakukan segala daya upaya untuk memaksamu mengaku! Engkau akan menghadapi kemarahan Menteri Cang, juga menghadapi dendam Cin-ling-pai!"

"Aku tidak takut! Huh, aku tidak takut! Tidak akan ada bukti bahwa engkau tewas dan lenyap di tanganku,!"

Ang-hong-cu Tang Bun An berteriak, akan tetapi nyalinya semakin mengecil. Siapa orangnya yang tidak tahu akan kekuasaan Menteri Cang Ku Ceng? Menteri itu akan mampu menjungkir-balikkan seluruh kota raja untuk mencari gadis ini! Dan seluruh pasukan tentu akan mentaati perintahnya dengan bangga! Dinilai dari kedudukannya, kalau dia melawan Menteri Cang, sama dengan sebutir telur melawan batu.

Dan Cin-ling-pai juga merupakan ancaman yang membuat jantungnya berdebar. Mulai timbul keraguan di dalam hatinya. Kalau tadi dia timbul gairah terhadap gadis itu, adalah karena gadis itu cantik manis dan memiliki bentuk tubuh yang menggairahkan. Gairah yang sama dirasakannya setiap kali dia melihat wanita cantik. Namun bukan cinta, bahkan nafsunya itu hanya merupakan luapan kebenciannya terhadap wanita! Kini, semua gairah lenyap dan diam-diam dia merasa takut membayangkan segala akibatnya kalau dia memperkosa lalu membunuh gadis ini.

Kui Hong adalah seorang gadis yang selain tabah, juga cerdik. Ia dapat melihat sikap Ang-hong-cu yang kini sudah berpakaian lengkap. Melihat penjahat itu mengenakan pakaiannya kembali saja sudah merupakan suatu pertanda bahwa gertakan-gertakannya tadi mengenai sasaran. Kalau gertakannya tidak berhasil menyudutkan dan menimbulkan rasa takut di hati penjahat itu, tentu Ang-hong-cu tidak perlu mengenakan pakaian selengkapnya seperti itu, melainkan langsung saja melaksanakan ancamannya yang dikeluarkan ketika mandi tadi. Seperti seorang yang sedang bertanding silat, saat lawan terdesak merupakan kesempatan paling baik untuk merobohkannya dengan jurus-jurus serangan yang lebih ampuh. Maka, iapun berkata dengan nada suara sungguh-sungguh.






"Itu baru dua pihak yang akan kau hadapi, Ang-hong-cu. Belum lagi kalau Pendekar Sadis dan isterinya keluar dari Pulau Teratai Merah untuk mencarimu! Engkau tentu sudah mendengar bagaimana nasib seorang musuh yang terjatuh ke tangan Pendekar Sadis! Hemmm…….!"

Wajah Ang-hong-cu yang biasanya berseri dan mulutnya selalu tersenyum mengejek itu tiba-tiba berubah agak pucat ketika mendengar disebutnya julukan Pendekar Sadis. Sebagai seorang tokoh kang-ouw, tentu saja dia sudah mendengar akan nama besar Pendekar Sadis Ceng Thian Sin, majikan Pulau Teratai Merah di laut selatan. Bahkan isteri pendekar itupun seorang yang amat terkenal sekali, pernah menjadi seorang datuk besar berjuluk Lam Sin (Malaikat Selatan).

Pendekar Sadis sendiri selain terkenal sebagai seorang sakti, juga lebih terkenal karena kekejamannya yang melewati segala ukuran terhadap musuhnya, yaitu para penjahat. Pendekar itu dapat menyiksa lawan dengan siksaan yang melebihi segala siksaan yang digambarkan di neraka! Karena itulah maka pendekar itu dijuluki Pendekar Sadis dan setiap orang penjahat di dunia kang-ouw, selalu berjaga-jaga agar langkah mereka jangan berpapasan dengan langkah Pendekar Sadis, bahkan mereka pantang bertemu dengan bayangan pendekar itu! Dan kini, gadis bernama Cia Kui Hong ini mengancamnya dengan nama Pendekar Sadis!

"Bocah sombong! Apa pula urusannya Pendekar Sadis dari Pulau Teratai Merah dengan kita."

"Apa urusannya? Nah, itulah buktinya bahwa engkau ini hanya seorang penjahat cilik yang tidak tahu apa-apa di dunia kang-ouw, Ang-hong-cu. Ayahku turun-temurun adalah ketua Cin-ling-pai, dan ibuku bernama Ceng Sui Cin adalah puteri Pendekar Sadis! Aku adalah cucu Pendekar Sadis, dan engkau masih tanya urusannya? Lihat pedangku yang kau gantung di dinding itu. Itu adalah sepasang Hok-mo Siang-kiam yang amat terkenal, dahulu milik nenekku Lam-sin Toan Kim Hong yang telah memberikannya kepadaku."

Kini wajah Ang-hong-cu Tang Bun An benar-benar pucat. Celaka, pikirnya gelisah. Sekali ini dia benar-benar telah salah tangkap! Agaknya gadis itu bukan menggertak kosong belaka. Gadis ini bukan hanya utusan Menteri Cang, akan tetapi juga ketua Cin-ling-pai merangkap cucu Pendekar Sadis! Dia harus mempertimbangkan seribu kali sebelum mengganggu selembar rambut gadis ini.

Akan tetapi, keadaannya serba repot baginya. Kalau gadis ini dibiarkan hidup dan dibebaskannya, berarti ia akan celaka, kehilangan kedudukan dan tentu akan menjadi buruan pemerintah. Sebaliknya kalau gadis ini sampai tewas di tangannya, dia akan menghadapi ancaman dari tiga pihak. Dari Menteri Cang, dari Cin-ling-pai dan terutama sekali dari Pendekar Sadis! Dan itu berarti bahwa hidupnya akan selalu dicekam ketakutan.

Tang Bun An juga bukan seorang bodoh. Dia tahu apakah gertakan gadis itu kosong belaka ataukah memang merupakan kenyataan. Dan diapun cepat memutar otak untuk mencari jalan keluar terbaik baginya. Dan kecerdikannya membuat dia segera menemukan jawabannya.

"Cia Kui Hong, semua keteranganmu itu dapat kuterima dan aku percaya padamu. Akan tetapi aku tahu bahwa engkau bukan seorang gadis bodoh. Maka tentu engkau melihat kenyataan bahwa bukan hanya aku yang terancam bahaya, melainkan engkau pula. Bahkan, bahaya yang mengancammu sudah di depan mata. Kalau aku menghendaki, sekarang juga dapat kuperkosa engkau dan kusiksa sampai mati. Sebaliknya, semua ancamanmu tadi, walaupun dapat terjadi, namun masih jauh dan aku masih dapat berusaha untuk rneloloskan diri."

"Hemm, boleh kau coba!" kata Kui Hong yang sudah melihat kemenangan karena gertakannya yang diperhitungkan tadi. "Kalau engkau membunuhku sekarang, maka habislah sudah penderitaanku. Akan tetapi engkau masih hidup dan setiap detik engkau dibayangi ketakutan! Aku tidak takut mati, dan terserah kepadamu!"

"Cia Kui Hong, orang yang tidak ingin hidup lagi hanyalah orang yang sudah miring otaknya. Aku tidak gila dan aku masih ingin hidup dengan tenang di hari tuaku ini. Oleh karena itu, aku ingin mengajukan bertukar nyawa. Bagaimana pendapatmu, pang-cu (ketua)?"

Kui Hong yakin bahwa ia telah menang, akan tetapi ia tetap berhati-hati karena ia tahu bahwa ia menghadapi seorang yang selain amat keji dan jahat, juga pandai dan licik bukan main. Mendengar ia disebut pangcu (ketua) itu saja sudah menunjukkan bahwa bekas lawan ini hendak membicarakan sesuatu dengan ia sebagai Cin-ling Pang-cu (ketua Cin-ling¬pai), bukan dengan ia sebagai seorang gadis biasa!

“Ang-hong-cu, apa yang kau maksudkan dengan bertukar nyawa? Jelaskan dan akan kupertimbangkan!” katanya berwibawa.

“Pang-cu, bagiku hanya ada dua pilihan, dan aku akan memilih yang paling aman bagiku. Aku akan membebaskanmu sekarang juga, tanpa mengganggumu akan tetapi hanya dengan syarat bahwa setelah bebas, engkau tidak akan membuka rahasiaku kepada siapapun juga! Engkau tidak akan bercerita kepada orang lain bahwa perwira pengawal Tang Bun An adalah Ang-hong-cu, dan tidak akan bercerita bahwa aku yang menggauli para wanita di dalam istana bagian puteri. Pendeknya, engkau tidak akan memusuhiku, baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan. Bagaimana pendapatmu?”

Biarpun di dalam hatinya Kui Hong merasa lega bahwa ia kini mendapatkan kesempatan dan harapan untuk terhindar dari aib dan maut, namun hatinya tidak senang mendengar syarat itu. Tak disangkanya bahwa orang ini amat cerdik dan juga liciknya sehingga hendak mengikatnya dengan janji seperti itu! Akan tetapi iapun tahu dengan pasti bahwa seorang seperti Ang-hong-cu ini pasti akan melakukan gertakannya, karena tidak ada kejahatan yang dipantangnya.

"Bagaimana kalau aku menolak syarat seperti itu?” pancingnya untuk mengetahui lebih jelas isi perut Ang-hong-cu.

Ang-hong-cu Tang Bun An tersenyum, akan tetapi senyumnya tidak seperti tadi lagi. Kini senyumnya masam dan paksaan.

“Aku akan terpaksa melakukan keinginanku semula, yaitu memperkosamu dengan cara yang belum pernah kulakukan terhadap perempuan lain yang manapun. Sampai aku menjadi bosan padamu dan engkau akan kusiksa sampai mati dan mayatmu akan kubiarkan dalam hutan agar dimakan binatang buas sampai tidak ada sisanya lagi. Dan akan kuhadapi dengan segala kekuatanku semua akibat yang akan timbul dari perbuatanku itu.”

“Ang-hong-cu, bagaimana kalau setelah engkau membebaskan aku, kemudian aku tetap memusuhimu dan menyerangmu?”

“Hemm, aku tidak percaya! Kalau engkau memang melakukan itu, maka seluruh dunia kang-ouw akan mengetahui belaka bahwa ketua Cin-ling-pai, juga cucu Pendekar Sadis, gadis yang bernama Kui hong itu hanya seorang pendekar gadungan, dan bukan lain hanyalah seorang rendah yang suka melanggar janji sendiri, suka menjilat ludah yang sudah dikeluarkan dari mulut!”

“Ang-hong-cu, bukan karena aku takut mati, kalau aku menerima usulmu bertukar nyawa. Ini usulmu, bukan aku yang meminta dibiarkan hidup. Nah, lepaskan belenggu-belenggu ini.”

“Nanti dulu, pang-cu. Engkau belum mengucapkan janjimu. Bersumpahlah seperti yang kukehendaki tadi lebih dahulu.”

“Janji seorang pendekar lebih berharga daripada segala macam sumpah. Janji seorang pendekar lebih berharga dari pada nyawa." kata Kui Hong dengan nada suara gemas, kemudian melanjutkan. "Aku Cia Kui Hong, ketua Cin-ling-pai, berjanji bahwa kalau Ang-hong-cu membebaskan aku, maka aku selanjutnya tidak akan memusuhinya lagi, tidak akan membuka rahasianya kepada siapapun juga."

Wajah Ang-hong-cu kembali berseri. Legalah hatinya. Bagi dia, yang terpenting adalah keselamatan dirinya dan keuntungannya. Tidaklah begitu penting baginya untuk memperkosa dan membunuh gadis ini, akan tetapi sungguh amat menguntungkan kalau gadis ini menutup mulut dan tidak membocorkan rahasia dirinya. Dia lalu menggunakan pedang membikin putus tali-tali belenggu kaki tangan gadis itu.

Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar