*

*

Ads

Selasa, 17 Juli 2018

Ang Hong Cu Jilid 057

"Ehhh...!" Sim Ki Long terkejut bukan kepalang, akan tetapi dengan sikap gagah dia tidak memperlihatkan kekagetannya, melainkan matanya saja yang memandang tajam kepada Cun Sek, tetapi kini mengandung kecurigaan. "Mau apa seorang tokoh Cin-ling-pai datang ke sini?" Pertanyaan ini mengandung terguran kepada Ji Sun Bi.

Sebelum Ji Sun Bi menjawab, Cun Sek mendahuluinya. "Maaf, Pangcu. Aku tidak sengaja datang ke sini melainkan diajak oleh Tok-sim Mo-li untuk diperkenalkan kepada Pangcu."

Mendengar ini Ji Sun Bi tersenyum dan dia pun cepat menjelaskan. "Pangcu, ketahuilah bahwa ketika aku turun dari puncak untuk menghadapi Hek-tok-pang, aku diperingatkan akan lorong beracun yang dibuat Hek-tok-pang oleh saudara Tang Cun Sek ini. Bukan itu saja, bahkan dialah yang telah menundukkan dan menaklukkan Hek-tok Pangcu, dan dia membantu pula ketika aku dikeroyok oleh tiga orang dari Kwi-san Su-kiam-mo. Melihat kelihaiannya dan mengenal gerakan silatnya serta pedangnya yang jelas dari Cin-ling-pai, tadinya aku juga curiga dan terkejut. Akan tetapi sesudah dia menceritakan keadaannya, kupikir sebaiknya kalau dia kuajak ke sini agar berkenalan dengan Pangcu. Bagaimana pun juga, kepandaian Pangcu dan dia datang dari satu sumber, bukan?"

Sim Ki Liong mulai tertarik dan sekarang dia memandang kepada Cun Sek dengan penuh perhatian, akan tetapi kecurigaannya telah menipis. "Saudara Tang Cun Sek, terus terang saja, Cin-ling-pai kami anggap sebagai musuh kami. Maka, harap kau jelaskan mengapa engkau tidak memusuhi kami, bahkan ingin berkenalan denganku."

Cun Sek menarik napas panjang, "Tidak kusangkal bahwa aku adalah seorang murid Cin-ling-pai, bahkan aku telah mewarisi ilmu-ilmu Cin-ling-pai dari ketua lama Cia Kong Liang sendiri. Akan tetapi, setelah aku gagal untuk menjadi ketua Cin-ling-pai yang baru, maka Cin-ling-pai kuanggap sebagai musuh. Aku melarikan diri dari sana dan biar pun banyak ilmu dari sana yang kukuasai, namun aku tidak menganggap diriku sebagai seorang Cin-ling-pai," Cun Sek mengepalkan tinju, masih mendongkol kalau mengingat kekalahannya di Cin-ling-pai.

"Demikianlah keadaanku, Pangcu. Oleh karena itu Pangcu tak perlu khawatir, aku bukan seorang anggota Cin-ling-pai lagi, bahkan aku pun membenci Cin-ling-pai! Aku melarikan diri dari Cin-ling-pai, dan dalam perjalanan untuk mencari jejak ayahku yang sejak dalam kandungan belum pernah kulihat, secara kebetulan aku lewat di bawah bukit dan melihat rombongan orang Hek-tok-pang, lalu aku membayangi mereka dan kubantu Tok-sim Mo-li."

Sim Ki Liong mengangguk-angguk. "Kalau engkau gagal menjadi ketua Cin-ling-pai, lalu siapa yang menjadi ketuanya yang baru?"

Dengan suara gemas Cun Sek menjawab, "Gadis liar itu, Cia Kui Hong!"

Mendengar ini, mata Sim Ki Liong terbelalak memandang, kemudian dia tertawa bergelak. Lenyaplah sikap lembut dan sopan ketika dia tertawa dengan mulut terbuka, lalu mulut itu ditutup sehingga suara ketawanya hanya sampai di tenggorokan.

"Ha-ha-ha...! he-he-he, Cia Kui Hong? Dia menjadi ketua Cin-ling-pai?" dia tertawa lagi. "Dara itu yang telah menggagalkanmu?"

"Hemm, Cia Kui Hong! Lagi-lagi gadis setan itu yang menjadi penghalang. Dia musuh kita bersama!" kata pula Ji Sun Bi dengan gemas.

Sekarang Tang Cun Sek yang memandang dengan sinar mata heran kepada dua orang itu. Tentu saja dia tidak tahu betapa Sim Ki Liong juga sampai terlempar keluar dari Pulau Teratai Merah tempat tinggal gurunya, yaitu Pendekar Sadis Ceng Thian Sin, gara-gara kedatangan Cia Kui Hong, cucu luar pendekar sakti itu.

Ada pun Ji Sun Bi tentu saja tidak pernah dapat melupakan pengalaman pahitnya ketika dia membantu gerakan mendiang Lam-hai Giam-lo dan ketika gerombolan pemberontak itu diserbu oleh para pendekar. Dia sendiri bertanding melawan Cia Kui Hong dan hampir saja dia tewas ketika dia terjatuh ke dalam tebing!

"Pangcu, apakah engkau sudah mengenal Cia Kui Hong?" tanya Cun Sek.






Ki Liong masih tertawa sehingga Ji Sun Bi yang menjawab. "Tentu saja kenal baik! Cia Kui Hong itu masih terhitung murid keponakannya!"

Cun Sek terbelalak bingung. Pemuda ini? Usianya masih begitu muda dan dia menjadi paman guru Kui Hong? Paman guru dari mana? Tak mungkin pemuda ini murid kakek Cia Kong Liang pula.

Melihat tamu itu menjadi bingung, sekarang Ki Liong yang melanjutkan keterangan Sun Bi. "Ketahuilah, Tang-toako, aku adalah murid Pendekar Sadis Ceng Thian Sin di Pulau Teratai Merah!"

"Ahhh...!" Sungguh hal ini sama sekali tidak pernah disangka oleh Cun Sek.

Tentu saja dia tahu siapa itu Pendekar Sadis! Dan dia pun mengerti sekarang. Memang Kui Hong adalah cucu Pendekar Sadis, cucu luar, maka kalau pemuda ini murid Pendekar Sadis, otomatis Kui Hong dapat dianggap sebagai murid keponakannya.

"Akan tetapi..., kalau begitu... bagaimana pula Pangcu menganggap Kui Hong sebagai musuh?"

"Dialah yang menjadi gara-gara sehingga aku terpaksa pergi meninggalkan Pulau Teratai Merah untuk selamanya, tetapi tidak perlu kujelaskan persoalannya," kata ketua itu yang tentu saja merasa tidak enak mengingat akan pengalamannya di Pulau Teratai Merah itu.

Pada waktu Kui Hong berkunjung ke Pulau Teratai Merah, tempat tinggal kakek luarnya, seketika Ki Liong jatuh jatuh cinta dan tergila-gila kepada gadis itu. Dia berusaha merayu, namun bukan saja ditolak oleh Kui Hong, bahkan gadis itu marah-marah dan menyerang dirinya.

Peristiwa itu diketahui oleh suhu dan subo-nya sehingga dia merasa malu dan malam itu juga dia melarikan diri meninggalkan Pulau Teratai Merah sambil membawa benda-benda berharga, bahkan dia juga membawa lari pedang pusaka Gin-hwa-kiam! Dia berniat untuk mencari musuh besar pembunuh ayahnya, yaitu Siangkoan Ci Kang, akan tetapi sampai sekarang usahanya itu belum juga berhasil.

"Dan bagaimana dengan engkau, Tok-sim Mo-li? Bagaimana engkau juga mengenal Cia Kui Hong dan memusuhinya?" tanya Tang Cun Sek.

Dia merasa girang setelah mendengar keterangan ketua itu yang ternyata murid Pendekar Sadis sehingga dia tidak merasa heran kalau ketua itu mempunyai ilmu kepandaian yang demikian hebat. Ketua itu dan dia memiliki dasar ilmu silat yang sama, yaitu dari Cin-ling-pai walau pun mereka berdua masing-masing memiliki pula ilmu-ilmu lain.

Ji Sun Bi menghela napas panjang dan Ki Liong yang menjawab, "Dia pernah bertanding dan dikalahkan oleh Cia Kui Hong, bahkan hampir saja dia tewas ketika terjatuh ke dalam jurang tebing yang curam."

Ji Sun Bi cemberut dan mukanya berubah merah, sepasang matanya berkilat.

"Lain kali akan kubunuh gadis setan itu!"

Pertemuan lalu dilanjutkan dengan pesta makan minum untuk menghormati persekutuan baru itu. Cun Sek diterima dengan tangan terbuka oleh Ki Liong dan mulai saat itu pula Cun Sek merupakan pembantu utama dari pasangan Ki Liong dan Sun Bi, bahkan dia pun mulai hari itu menjadi seorang kekasih baru dari Ji Sun Bi yang tak pernah merasa puas dengan laki-laki itu.

Tentu saja Kim-lian Pangcu bisa memaklumi hal ini sebab dia memang tak pernah merasa cemburu, bahkan memberi kebebasan sepenuhnya kepada Ji Sun Bi untuk mengadakan hubungan dengan pria mana pun juga, seperti juga Ji Sun Bi tidak peduli dengan wanita mana ketua itu berhubungan!

Maka terdapatlah hubungan segi tiga yang amat akrab dan aneh antara Ji Sun Bi, Sim Ki Liong, dan Tang Cun Sek. Namun tiga sekawan ini merupakan kesatuan yang berbahaya sekali karena ketiganya mempunyai ilmu kepandaian tinggi! Apa lagi setelah kini Hek-tok-pang menjadi sekutu mereka pula.

Perkumpulan Teratai Emas itu menjadi semakin kuat dan semakin terkenal. Mereka terus melebarkan sayap kekuasaannya ke kota-kota lain, tetapi mereka tidak bergerak sebagai pemberontak, malah sebaliknya mereka menyusup ke dalam gedung-gedung para pejabat dan mendekati para pejabat dengan sogokan-sogokan.

Kemudian mereka menaklukkan tokoh-tokoh dunia persilatan dengan mengalahkan para pemimpinnya, namun tidak menanam permusuhan dan kebencian karena setelah berhasil mengalahkan, mereka lalu mendekati dan menarik bekas lawan itu untuk menjadi sekutu mereka. Maka makin kuatlah Kim lian-pang di bawah pimpinan Sim Ki Liong yang dibantu dengan setia oleh Ji Sun Bi dan Tang Cun Sek itu.

Mulailah mereka menyebar anak buah Kim-lian-pang yang jumlahnya semakin banyak itu, selain untuk melebarkan pengaruh juga untuk mulai melakukan penyelidikan tentang dua orang tokoh persilatan, yaitu Siangkoan Ci Kang dan Si Kumbang Merah Ang-hong-cu. Yang pertama untuk sang ketua, dan yang ke dua untuk Tang Cun Sek.

**** 057 ****
Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar