*

*

Ads

Senin, 16 Juli 2018

Ang Hong Cu Jilid 053

Memang sungguh sayang sekali. Pada umumnya kita lebih senang memperhatikan dan memperindah badan dari pada batin kita. Kita mencuci badan kita setiap hari, dua tiga kali, akan tetapi ingatkah kita untuk mencuci batin kita? Mencuci batin berarti ingat pada Tuhan dan menyerah dengan seluruh pemasrahan, karena hanya kekuasaan Tuhan saja yang akan mampu membersihkan batin kita yang dipenuhi kekotoran.

Tentu saja Cun Sek tidak tahu siapa sebenarnya wanita cantik itu. Kalau dia sudah benar-benar mengenalnya, maka dia akan semakin terkejut. Wanita ini bernama Ji Sun Bi, yang di dunia kang-ouw terkenal dengan julukan Tok-sim Mo-li. Dari julukan ini saja sudah bisa diketahui bahwa dia adalah seorang wanita yang hatinya beracun, berarti memiliki watak yang amat jahat.

Dia pernah menjadi murid juga kekasih dari mendiang Min-sa Mo-ko, seorang datuk sesat yang pernah menjadi tokoh Pek-lian-kauw. Tok-sim Mo-li Ji Sun Bi ini mewarisi ilmu-ilmu yang dahsyat dari gurunya, dan selain lihai dan cantik manis, juga dia mempunyai suatu penyakit, yaitu gila laki-laki!

Dia seorang penjahat cabul yang selalu timbul birahinya ketika melihat seorang pria muda yang tampan dan ganteng. Oleh karena itu, begitu melihat Cun Sek yang tinggi tegap dan tampan, tentu saja seketika hatinya tertarik sekali. Apa lagi begitu berjumpa pemuda itu sudah berpihak kepadanya dan berusaha menyelamatkannya dari ancaman bahaya!

Kurang lebih satu tahun yang lalu, Ji Sun Bi bersama mendiang gurunya, Min-san Mo-ko, membantu gerakan pemberontakan yang dipimpin oleh mendiang Lam hai Giam-lo serta seorang bangsawan Birma yang bernama Kulana. Akan tetapi pemberontakan itu berhasil dihancurkan oleh pasukan Menteri Cang Ku Ceng yang dibantu oleh para pendekar gagah perkasa. Hampir semua tokoh pemberontak tewas. Hanya ada beberapa orang saja yang berhasil menyelamatkan diri, di antaranya termasuk Tok-sim Mo-li li Sun Bi.

Ketika terjadi pertempuran, Ji Sun Bi bertanding melawan Cia Kui Hong, puteri ketua Cin-ling-pai yang sudah digembleng oleh Pendekar Sadis dan isterinya, yaitu kakek neneknya sendiri. Ji Sun Bi terdesak hebat dan pada saat terakhir dia dapat membuang dirinya ke bawah tebing.

Kui Hong mengira bahwa Ji Sun Bi yang jahat tentu tewas karena tebing itu amat curam. Akan tetapi ternyata tidak! Ji Sun Bi sudah memperhitungkan ketika dia melempar diri ke bawah tebing itu. Dia maklum benar bahwa di bawah tebing, tepat di bawah dia melempar tubuh, terdapat sebuah danau kecil yang dalam. Karena itu, ketika dia sampai di bawah, bukan batu atau tanah yang menerima tubuhnya, melainkan air! Biar pun dia hampir saja pingsan ketika terbanting ke air danau, namun dia dapat menyelamatkan dirinya dan tidak tewas!

Tok-sim Mo-li Ji Sun Bi kemudian melarikan diri dan bersembunyi sampai berbulan-bulan, takut kalau-kalau ada pengejaran dari para pendekar. Dan di dalam perantauannya sambil sembunyi-sembunyi ini Ji Sun Bi bertemu dengan seorang pria muda yang membuatnya girang bukan main. Siapakah pria muda itu? Dia bukan lain adalah Sim Ki Liong, seorang di antara para pembantu utama dalam pemberontakan yang dipimpin Lam-hai Giam-lo itu!

Pemuda itu adalah salah seorang di antara mereka yang berhasil menyelamatkan diri dan pemuda itu amat lihainya, bahkan tingkat kepandaiannya lebih lihai dari Ji Sun Bi sendiri. Dan yang lebih dari segalanya, pemuda itu adalah bekas kekasih atau seorang di antara para kekasih wanita cabul itu!

Ketika dua orang bekas rekan dan kekasih itu saling berjumpa, tentu saja mereka merasa gembira bukan main. Bukan saja gembira dalam melepas kerinduan masing-masing, akan tetapi terutama sekali gembira karena mereka kini merasa lebih kuat. Dengan kerja sama di antara mereka tentu saja mereka merasa kuat dan mampu melakukan hal-hal besar!

Sim Ki Liong adalah seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang berwajah tampan dan sikapnya halus lagi sopan. Dia sesungguhnya putera dari mendiang Sim Thian Bu, seorang seorang tokoh sesat yang tewas di tangan suheng-nya sendiri, yaitu Siangkoan Ci Kang.

Sim Ki Liong yang cerdik ini kemudian berhasil menyusup ke Pulau Teratai Merah. Karena dia memang pandai mengambil sikap, dia pun berhasil menarik perhatian Pendekar Sadis dan isterinya yang berkenan mengambil dia sebagai murid! Sebagai murid terkasih dari Pendekar Sadis dan isterinya, tentu saja Sim Ki Liong menjadi lihai bukan main!

Akan tetapi, pada saat Cia Kui Hong berkunjung ke rumah kakek dan neneknya di Pulau Teratai Merah, Sim Ki Liong yang tergila-gila kepada Kui Hong itu seperti membuka kedok sendiri. Maka dia pun kemudian melarikan diri, minggat dari Pulau Teratai Merah sambil membawa pedang pusaka pulau itu, yaitu pedang pusaka Gin-hwa-kiam!

Sim Ki Liong kemudian ikut bergabung dengan gerakan pemberontakan Lam-hai Giam-lo, menjadi salah seorang di antara para pembantu yang dipercaya selain Ji Sun Bi. Pada waktu gerombolan pemberontak itu diserbu oleh para pendekar dan pasukan pemerintah, seperti juga Ji Sun Bi, Sim Ki Liong yang ternyata sangat cerdik itu dapat menyelamatkan diri juga.






Demikianlah, setelah Ji Sun Bi berjumpa dengan Sim Ki Liong, tentu saja kedua orang ini merasa girang bukan main. Keduanya lalu memilih Kim-lian-san (Bukit Terati Emas) itu sebagai tempat tinggal dan dengan kerja sama mereka sebentar saja mereka berdua telah mampu membangun tempat itu sebagai sarang dari perkumpulan yang mereka dirikan bersama, yang mereka beri nama Kim-lian-pai (Perkumpulan Teratai Emas)! Tentu saja ketuanya adalah Sim Ki Liong dan Ji Sun Bi menjadi wakil ketua.

Mereka berdua lalu menundukkan tokoh-tokoh sesat di sekitar daerah itu dan memaksa mereka untuk mengakui kekuasaan Kim-Iian-pai. Kalau ada tokoh atau golongan yang tak mau mengakui, maka Ji Sun Bi lalu turun tangan mengalahkan tokoh itu atau mengobrak-abrik gerombolan yang melawan. Dalam waktu beberapa bulan saja hampir seluruh tokoh kang-ouw dan gerombolan penjahat sudah dapat ditundukkan!

Mereka berdua lalu memilih pemuda-pemuda atau para pria yang memiliki kepandaian, juga wanita-wanita tangkas untuk menjadi anggota Kim-Iian-pai. Keduanya lantas melatih mereka sehingga tak lama kemudian Kim-lian-pai telah menjadi suatu perkumpulan yang anggotanya berjumlah lebih dari seratus orang dan rata-rata mereka memiliki kepandaian silat yang cukup tangguh.

Nama besar Kim-Iian-pai mulai dikenal dunia kang-ouw. Kelompok-kelompok yang sudah mengakui kekuasaan Kim-lian-pai tentu saja mulai menyumbangkan hasil kekayaan atau kejahatan mereka kepada perkumpulan baru itu.

Baik Sim Ki Liong mau pun Ji Suri Bi tidak mempunyai niat untuk mengulangi apa yang dilakukan oleh gerombolan yang dipimpin Lam-hai Giam-lo. Tidak, mereka sudah cukup berpengalaman dan cerdik. Melawan pemerintah adalah perbuatan yang tolol. Kekuatan pemerintah tidak mungkin dapat dilawan.

Mereka hanya ingin mendirikan perkumpulan yang kuat dan berkuasa karena dari dunia kang-ouw mereka dapat mengharapkan sumbangan yang akan membuat perkumpulan mereka cukup kuat untuk hidup mewah. Selain itu, kalau mereka kuat, para pendekar juga tidak akan berani mengganggu mereka.

Di samping itu semua, Sim Ki Liong yang menjadi ketua Kim-lian-pai juga memiliki suatu cita-cita, yaitu membalaskan dendam sakit hatinya kepada pendekar Siangkoan Ci Kang yang telah membunuh ayahnya. Dengan adanya perkumpulan kuat yang dipimpinnya ini, tentu tidak akan sukar baginya untuk mencari di mana adanya musuh besar itu.

Di samping memupuk kekuatan untuk perkumpulannya, Sim Ki Liong dan Ji Sun Bi tidak menghentikan kesenangan mereka. Dua orang ini memang cocok sekali. Mereka memiliki kesukaan yang sama, yaitu bila Sim Ki Liong tiada bosannya mencari gadis-gadis cantik untuk menemaninya, juga Ji Sun Bi tidak pernah merasa puas dengan pria-pria tampan yang hampir setiap hari berganti-ganti melayaninya!

Hampir semua anggota Kim-lian-pai yang bertubuh kekar dan berwajah tampan pernah dikeram di dalam kamar wakil ketua yang cantik itu. Akan tetapi watak Ji Sun Bi memang pembosan. Biar di puncak itu sudah ada Sim Ki Liong dan banyak anggota perkumpulan yang pria, tapi dia masih suka berkeliaran turun dari bukit untuk melampiaskan nafsunya dengan pria-pria baru!

Demikianlah, perbuatannya itulah yang mendatangkan keributan pada hari itu. Ia bertemu dengan Yauw Kwan, pemuda berusia dua puluh lima tahun yang menjadi anggota termuda dari Kwi-san Su-kiam-mo, empat orang tokoh kang-ouw yang kenamaan.

Bertemu dengan pemuda yang gagah dan tampan ini, Ji Sun Bi segera merayunya. Yauw Kwan dengan mudahnya jatuh ke dalam pelukan wanita cabul itu. Akan tetapi celakanya, Yauw Kwan yang belum banyak pengalaman itu benar-benar jatuh cinta kepada Ji Sun Bi dan tidak ingin berpisah lagi. Bahkan dia membujuk Ji Sun Bi agar suka menjadi isterinya.

Seperti biasa, setelah bermesraan dengan Yauw Kwan selama beberapa hari lamanya, Ji Sun Bi mulai bosan dan sikap Yauw Kwan yang rewel, yang hendak memaksanya supaya suka menjadi isteri pemuda itu, telah membuat Ji Sun Bi menjadi marah. Dia menganggap pemuda itu terlalu banyak rewel sehingga akan merepotkan saja, maka dia memaki-maki dan mengusir Yauw Kwan.

Pemuda itu terkejut, marah dan tahu bahwa wanita itu hanya mempermainkannya. Lalu terjadilah perkelahian dan Yauw Kwan melarikan diri membawa luka parah. Akhirnya dia tewas dalam rangkulan ketiga orang suheng-nya sesudah menceritakan tentang Tok-sim Mo-li Ji Sun Bi yang menjadi wakil ketua Kim-lian-pai di puncak Kim-lian-san.

Bukan hanya dengan Kwi-san Su-kiam-mo saja Ji Sun Bi menanam permusuhan. Juga dengan Hek-tok-pang. Perkumpulan Hek-tok-pang ini adalah perkumpulan para nelayan. Mereka merupakan ahli-ahli racun dan dengan kepandaian itu mereka menangkap ikan, menggunakan bubuk racun yang tidak begitu keras.

Akan tetapi, selain mencari ikan mereka dikenal pula sebagai penguasa pada sepanjang sungai Huang-ho dan dengan kekerasan sering menuntut sumbangan dari para saudagar yang perahunya lewat di tempat itu. Juga bajak-bajak sungai tunduk kepada mereka dan suka memberi bagian hasil kejahatan mereka.

Mendengar tentang perkumpulan ini, Ji Sun Bi mewakili Kim-lian-pai untuk menundukkan perkumpulan itu. Namun ketuanya, Hek-tok Pangcu Cui Bhok, tidak sudi tunduk kepada seorang wanita yang mewakili sebuah perkumpulan baru. Dia membuat perlawanan dan mengerahkan anak buahnya.

Dihadapi puluhan orang anggota Hek-tok-pang, tentu saja Ji Sun Bi menjadi kewalahan, akan tetapi ketika terjadi perkelahian, dia sempat menyebar maut di antara para anggota Hek-tok-pang. Tidak kurang dari tujuh orang tewas dan banyak yang terluka. Inilah yang membuat Hek-tok Pangcu Cui Bhok merasa sakit hati. Karena itu, dengan dibantu oleh dua puluh empat anggotanya yang pilihan, dia bergabung dengan tiga orang dari Kwi-san Su-kiam-mo dan pada hari itu melakukan penyerbuan ke Kim-lian-san.

Ketika dua puluh delapan orang itu mengepung pohon besar di mana Sun Bi dan Cun Sek berada, wanita ini tersenyum sambil matanya mengerling ke arah pemuda gagah perkasa yang kini juga telah berdiri di atas cabang pohon itu. Diam-diam dia pun mengagumi tubuh yang kokoh kekar itu dan Ji Sun Bi lalu menelan ludah seperti seekor harimau kelaparan melihat segumpal daging yang segar.

"Sobat yang gagah perkasa, siapakah namamu?" tanya Ji Sun Bi dengan suara merdu.

Cun Sek semakin kagum. Wanita ini memang hebat. Di bawah itu ada dua puluh delapan orang lihai yang menunggu dan menantangnya, akan tetapi dia masih bersikap demikian tenang dan enak-enakan saja seakan-akan tidak ada ancaman apa pun. Dia pun segera mengimbangi dan bersikap santai dan tenang. Sambil mengamati wajah cantik manis itu, dia pun menjawab sambil tersenyum ramah.

"Namaku Tang Cun Sek, dan siapakah engkau, Nona? Mengapa pula mereka semuanya memusuhimu?"

"Namaku Ji Sun Bi," jawab wanita itu sambil memperlebar senyumnya sehingga sekarang nampak deretan giginya yang putih bersih. "Mereka di bawah itu adalah orang-orang tolol. Aku menjadi wakil ketua Kim-lian-pai yang ada di puncak Kim-lian-san ini, dan kami ingin agar mereka itu tunduk dan membantu kami. Ehh..., mereka malah melawanku! Saudara Tang Cun Sek, kalau menurut pendapatmu, bagaimana? Apakah aku harus membunuh mereka semua?"

Cun Sek menjadi semakin kagum. Wanita ini bukan khawatir bahkan mengatakan dapat membunuh mereka semua, seakan-akan dua puluh delapan orang di bawah itu tidak ada artinya baginya. Akan tetapi dia memikirkan pertanyaan itu dengan serius.

"Kalau engkau ingin menundukkan mereka, apa gunanya kalau mereka dibunuh semua? Kalahkan saja pemimpin mereka, maka yang lain-lain akan menakluk dengan sendirinya." Dia mengerutkan alis kemudian memandang ke bawah. "Alangkah baiknya kalau engkau mampu menarik mereka menjadi pembantu. Mereka itu amat pandai menggunakan racun. Lihat, sepuluh orang yang menjadi korban itu, sungguh mengerikan. Siapakah mereka?"

"Mereka adalah para anggota perkumpulan kami."

"Wah, kalau begitu maka lebih penting lagi untuk menundukkan mereka agar mereka mau membantumu sehingga kerugianmu kehilangan sepuluh orang anggota itu dapat ditebus."

Ji Sun Bi mengangguk-angguk. Memang pendapat pemuda ini sangat tepat. Kim-lian-pai adalah sebuah perkumpulan baru yang sedang menyusun kekuatan. Kalau Hek-tok-pang dapat ditundukkan dan membantu, berarti Kim-lian-pai akan menjadi semakin kuat. Kalau mereka semua dibunuh, tidak ada untungnya bagi Kim-lian-pai.

Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar