*

*

Ads

Selasa, 26 Juni 2018

Ang Hong Cu Jilid 009

Sejak tadi Bun An sudah memandang nenek ini dengan wajah bengis. Dia tahu bahwa isterinya telah terbujuk oleh nenek ini, yang agaknya menjadi comblang dan menyediakan rumahnya untuk menjadi tempat perjinaan yang hina! Kini, melihat Bibi Ciok marah kepadanya dan melangkah maju, diapun mengayun kakinya menendang.

“Dess…..!”

Bibi Ciok mengeluarkan suara menjerit ketika tubuhnya terpental dan terbanting kepada dinding kamar itu, lalu jatuh ke atas lantai. Ia merangkak dan mencoba untuk bangkit, akan tetapi, kembali Bun An mengayun kakinya, kini mengenai leher nenek itu

“Klokkk!”

Leher itupun patah dan Bibi Ciok menggelepar, lalu diam tak bergerak karena nyawanya melayang.

“Ibu…. Ibu……..!”

Kim Bwe kini merangkul ibu mertuanya dengan ketakutan. Tak disangkanya sama sekali akan begini akibatnya, betapa suaminya demikian marahnya dan melakukan pembunuhan-pembunuhan secara mengerikan.

Kui Hui merangkul mantunya dan berkata kepada Bun An,
“Bun An, apakah engkau telah gila? Engkau membunuhi orang begitu saja! Engkau tentu akan ditangkap dan dihukum mati dan engkau mencelakakan kami, ibu dan isterimu!”

Perlahan-lahan wajah Bun An berubah merah sekali dan sepasang matanya mencorong seperti mengeluarkan api ketika dia menatap wajah ibunya dan isterinya.

“Kalian…. kalian perempuan….. makhluk jahat, kalian sama saja! Kalian sungguh jahat, berkedok wajah yang cantik, tubuh yang mulus, sikap manis lemah lembut, namun batinmu kotor, kalian adalah makhluk-makhluk berhati jahat penuih racun! Terkutuklah kalian……!”

“Bun An! Aku ibumu sendiri, yang melahirkanmu!” Kui Hui membentak, marah mendengar anaknya mengutuk dan memaki-makinya.

Bun An tertawa, suara ketawanya bergelak dan menyeramkan sekali, seperti suara ketawa iblis, bukan suara manusia lagi, dan mukanya kini pucat, seperti mayat tertawa diam saja!

“Ha, ha, ha, ha, ha! Ibuku seorang perempuan jahanam! Seorang perempuan jahat, lebih hina dari pelacur! Ibuku telah mengkhianati suaminya sendiri, ayah kandungku! Ibuku berjina dengan laki-laki lain, kemudian meracuni suami sendiri, ayahku. Ibu lalu mencuri harta, hidup bersama laki-laki yang kubunuh itu, kemudian menjadi pelacur! Ya, ibuku seorang pelacur! Ibuku iblis betina!”

“Bun An….!” Kui Hui menjerit wajahnya pucat, matanya terbelalak.






“Dan kau…. kau Lui Kim Bwe, kau isteriku, kau cantik jelita, manis, mesra, bukan hanya wajahmu yang amat jelita, tubuhmu juga mulus, tapi kau tidak ada bedanya dengan ibuku. Engkau hanya seorang isteri yang menyeleweng, seorang perempuan yang berhati penuh racun busuk! Kalau dilanjutkan penyelewenganmu, bukan tidak mungkin suatu hari engkau akan meracuni aku pula. Engkaupun iblis betina dan kau layak mampus!” Tiba-tiba tubuh Bun An menerjang kedepan, tangannya bergerak.

“Prakkk!”

Kui Hui menjerit, matanya terbelalak dan ia melepaskan rangkulannya kepada pundak mantunya ketika melihat betapa tubuh mantunya berkelojotan dalam dekapannya dan betapa kepala Kim Bwe sudah pecah berantakan dengan otak dan darah muncrat dan sebagian banyak membasahi bajunya sendiri!

“Ibu, kalau saja engkau bukan ibuku, tentu sekarang kubunuh pula! Akan tetapi, engkaupun jahat, sama dengan mereka. Aku malu untuk tinggal dan hidup bersamamu. Semua perempuan memang jahat, palsu, penuh racun!!”

Dan Bun An lalu meloncat keluar dari rumah itu, tidak memperdulikan ibunya yang menjerit-jerit seperti orang gila karena merasa takut, ngeri dan juga batinnya terguncang oleh sikap dan kata-kata anak kandungnya sendiri tadi.

Akhirnya, para tetangga berdatangan dan mereka menemukan Kui Hui pingsan diantara tiga sosok mayat dalam kamar itu! Kui Hui jatuh sakit, mengigau dan berteriak-teriak, terserang demam hebat dan beberapa hari kemudian iapun menghembuskan napas terkahir! Dan orang-orang tidak berhasil menemukan Tang Bun An, kemanapun mereka mencari. Bahkan kematian seorang lurah telah membuat pasukan keamanan sibuk mencari-cari Bun An, namun tanpa hasil.

Bun An memang sudah melarikan diri jauh meninggalkan dusun itu! Dia tidak akan kembali lagi kepada ibunya, wanita pertama yang membuat dia membenci wanita! Setelah terjadi peristiwa dengan isterinya, hatinya semakin dipenuhi perasaan sakit hati dan benci kepada perempuan. Padahal, setiap kali melihat seorang perempuan, perhatiannya tertarik dan berahinya berkobar, namun dilubuk hatinya terdapat kebencian yang makin membesar terhadap kaum lemah ini.

**** 009 ****
Ang Hong Cu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar